Pages

Kamis, 12 November 2015

Tagged Under:

Toleransi

By: TEKNIK On: 17.54
  • Share The Gag




  • TOLERANSI

    Toleransi Linier (Linier Tolerances)
    Sampai saat ini, untuk membuat suatu benda kerja, sulit sekali untuk
    mencapai ukuran dengan tepat, hal ini disebabkan antara lain oleh :
    a) Kesalahan melihat alat ukur
    b) Kondisi alat/mesin
    c) Terjadi perubahan suhu pada waktu penyayatan/pengerjaan benda
    kerja.
    Berdasarkan paparan tersebut, setiap ukuran dasar harus diberi dua penyimpangan izin yaitu penyimpangan atas dan penyimpangan bawah. Perbedaan antara penyimpangan atas dan penyimpangan bawah adalah toleransi. Tujuan penting toleransi ini adalah agar benda kerja dapat diproduksi secara massal pada tempat yang berbeda dan tetap dapat memenuhi fungsinya, terutama fungsi mampu tukar, seperti pada suku cadang mesin otomotif yang diperdagangkan.
    Istilah dalam Toleransi
    Pengertian istilah dalam lingkup toleransi dapat dilihat pada gambar dan paparan berikut ini.
    Ud
    = ukuran dasar (nominal), ukuran yang dibaca tanpa penyimpangan
    Pa
    =
    penyimpangan atas (upper allowance), penyimpangan terbesar yang
    diizinkan
    Pb
    =
    penyimpangan bawah
    (lower allowance) penyimpangan terkecil yang
    diizinkan .
    Umaks =ukuran maksimum izin, penjumlahan antara ukuran dasar dengan penyimpangan atas
    Umin = ukuran minimum izin, penjumlahan antara ukuran dasar dengan penyimpangan bawah.
    TL = toleransi lubang; TP = toleransi poros : perbedaan antara penyimpangan atas dengan penyimpangan bawah atau
    perbedaan antara ukuran maksimum dengan ukuran minimum izin.
    GN = garis nol, ke atas daerah positif dan kebawah daerah negatif.
    US = ukuran sesungguhnya, ukuran dari hasil pengukuran benda kerja setelah diproduksi, terletak diantara ukuran minimum izin sampai dengan ukuran maksimum izin.
    2) Toleransi Umum
    Toleransi umum ialah toleransi yang mengikat beberapa ukuran dasar, sedangkan toleransi khusus hanya mewakili ukuran dasar dengan toleransi tersebut dicantumkan. Berikut disampaikan tabel toleransi umum yang standar pada gambar kerja kualitas toleransi umum dipilih antara teliti, sedang atau kasar. Yang paling sering dipilih adalah kualitas sedang (medium).
    Tabel Toleransi Umum
    Ukuran Nominal (mm)
    >0,5-3
    >3-6
    >6-30
    >30-120
    >120-315
    >315-1000
    >1000-2000
    Teliti
    ±0,05
    ±0,05
    ±0,1
    ±0,15
    ±0,2
    ±0,3
    ±0,5
    Sedang
    ±0,1
    ±0,1
    ±0,2
    ±0,3
    ±0,5
    ±0,8
    ±1,2
    Penyimpangan yang Diizinkan
    Kasar
    -
    ±0,2
    ±0,5
    ±0,8
    ±1,2
    ±2
    ±3
    Tabel Toleransi Umum untuk Radius dan Chamfer
    Ukuran Nominal (mm)
    >0,5-3
    >3-6
    >6-30
    >30-120
    >120-315
    >315-1000
    Teliti, Sedang
    ±0,2
    ±0,5
    ±1
    ±2
    ±4
    ±8
    Penyimpangan yang Diizinkan
    Kasar
    ±0,5
    ±1
    ±2
    ±4
    ±8
    ±16
    Tabel Toleransi Umum untuk Sudut
    Panjang Sisi Terpendek (mm)
    s.d. 10
    >10-50
    >50-120
    >120-400
    Dalam Derajat dan Menit
    ± 10’
    ±30’
    ± 20’
    ±10’
    Penyimpangan yang Diizinkan
    Dalam mm tiap 100 mm
    ±1,8
    ±0,9
    ± 0,6
    ± 0,3
    Untuk menyederhanakan penampilan gambar, toleransi umum disajikan
    Dalam hal ini ±10 -0,1 adalah ukuran dasar dengan toleransi khusus (biasanya bagian tersebut nantinya berpasangan), penyimpangan izinnya harus dicantumkan langsung setelah ukuran dasar (gambar). Ukuran dalam tanda kurung tidak terkena aturan toleransi, harganya dipengaruhi oleh ukuran sesungguhnya yaitu penjumlahan dari 7,8…..8,2 dan 29,8…..30,2 seperti uraian berikut ini. Jika didapat ukuran minimum, akan dihasilkan 7,8+29,8=37,6 mm sedangkan jika didapat ukuran maksimum akan dihasilkan 8,2+30,2 = 38,4 mm. Kedua ukuran tersebut tidak memenuhi harga toleransi umum untuk 38 mm dengan kualitas sedang.
    3) Toleransi ISO
    Toleransi ISO (International Organization for Standardization) yang menggunakan huruf dan angka toleransi dengan mengikuti ketentuan sebagai berikut a) Suhu ruang pengukuran diseragamkan yaitu 200C b) Terdapat dua klasifikasi, yaitu :
    1. Golongan lubang, antara lain lebar alur pasak, lebar alur slot, lubang untuk pena
    2. Golongan poros, antara lain poros, pasak slot.
    Kedudukan daerah toleransi terhadap garis nol dilambangkan dengan huruf. Huruf kapital untuk golongan lubang dan huruf kecil untuk golongan poros. Adapun huruf I, L, O, Q dan W beserta huruf kecilnya tidak digunakan. Hal ini untuk menghindari kekeliruan dengan angka ukur. Daerah H dijadikan sebagai patokan untuk perancangan bagian yang berpasangan (suaian/fits) karena penyimpangan bawahnya berimpit dengan garis nol. Adapun daerah h, penyimpangan atasnya yang berimpit dengan garis nol. Kedudukan daerah toleransi lainnya seperti kedudukan abjad terhadap huruf H.
    Gambar 1.4 Daerah Toleransi
    Kualitas toleransi dibagi menjadi 18 tingkatan yaitu dari IT 01, IT 00, IT 1, IT 2, ………………., IT 16 (IT=International Tolerances), pada penyajiannya dilambangkan dengan angka, misalnya 10H7, 12g6. Untuk memudahkan pengertian, pada ukuran dasar yang sama dengan kualitas berbeda maka harga penyimpangan izinnya akan berbeda pula.
    Contoh :
    Dalam hal ini 10H7 harga penyimpangannya +15 mikrometer dan 0 atau +0.015 mm dan 0, sedangkan 10H6 harga penyimpangannya +0,009 mm dan 0. Jadi, harga toleransi 10H6 lebih kecil.
    Toleransi untuk Bagian yang Berpasangan (Suaian/Fits)
    Dua bagian benda dari golongan lubang dan poros yang mempunyai ukuran dasar sama dipasangkan, misalnya poros dan bantalan gelinding (ball bearing), disebut suaian (fits), terdapat tiga jenis suaian :
    • Suaian longgar (clearance fits), setelah dipasang selalu ada celah (clearance) karena lubang lebih besar dari poros.
    • Suaian paksa (sesak/interference fits), harus dipasang dengan cara paksa (dipres) karena poros lebih besar dari lubang (terdapat kesesakan).
    • Suaian transisi (tidak tentu/transition fits), kemungkinan terjadi suaian longgar atau suaian paksa, tergantung dari ukuran sesungguhnya, setelah benda kerja dibuat.
    Sistem Suaian
    Terdapat dua sistem suaian yaitu sistem basis lubang, paling banyak digunakan dan sistem basis poros.
    Suaian Sistem Basis Lubang
    Pada sistem ini, daerah H dijadikan patokan dengan dasar bahwa penyimpangan bawahnya sama dengan nol, daerah toleransi poros diatur menurut suaian yang direncanakan.
    Suaian Sistem Basis Lubang
    Suaian
    Kedudukan Daerah Toleransi Lubang
    Kedudukan Daerah Toleransi Poros
    Longgar
    a – g
    Transisi
    h – n
    Paksa
    H
    p – z
    Suaian Sistem Basis Poros
    Suaian sistem poros menggunakan daerah h sebagai patokan, mengingat penyimpangan atasnya sama dengan nol, daerah toleransi lubang diatur menurut suaian yang direncanakan.
    Suaian Sistem Basis Poros
    Suaian
    Kedudukan Daerah Toleransi Poros
    Kedudukan Daerah Toleransi Lubang
    Longgar
    A – G
    Transisi
    H – N
    Paksa
    h
    P – Z
    Kedua sistem suaian dapat digunakan. Sistem basis lubang lebih banyak digunakan karena pengerjaan lubang lebih sulit dari pada pengerjaan poros juga alat ukur untuk mengukur lubang lebih mahal dari alat ukur untuk mengukur poros. Tabel berikut memperlihatkan sistem suaian basis lubang dan basis poros yang bermanfaat karena sering digunakan.
    Tabel Suaian yang Sering Dibuat Basis Lubang
    Suaian
    Kedudukan daerah lubang
    Kedudukan daerah poros
    Running fit
    f7
    Close running fit
    g6
    Sliding fit
    h6
    Close sliding fit
    H7
    js6
    Wringing fit
    k6
    Force fit
    m6
    Light press fit
    p6
    Press fit
    s6
    Basis Poros
    Suaian
    Kedudukan Daerah Poros
    Kedudukan Daerah Lubang
    Running fit
    E8
    Sliding fit
    h6
    H9
    Wringing fit
    K6
    Press fit
    P9
    Penyajian Toleransi
    Penyajian toleransi pada gambar kerja harus mengikuti aturan yang akan diuraikan pada paparan berikut ini. Penyajian menurut ISO dicontohkan pada gambar berikut ini. Penyajian dimulai dari ukuran dasar (20), daerah toleransi (f) dan kualitas toleransi (7). Jika harga penyimpangannya perlu dicantumkan maka dapat dicantumkan dalam tanda kurung.
    Penyajian toleransi dengan angka dimulai dengan ukuran dasar, diikuti harga penyimpangannya. Penyimpangan atas dicantumkan di atas dan
    penyimpangan bawah dicantumkan di bawahnya (penentuan penyimpangan atas atau penyimpangan bawah ditentukan dari harga matematisnya), tanpa tanda kurung. Jika salah satu penyimpangannya nol, maka ditulis 0 tanpa tanda tambah (+) atau tanda kurang (–) (lihat gambar).
    Penyajian toleransi simetris dengan harga penyimpangan yang sama (dengan tanda yang berbeda), penulisannya sekali saja dengan didahului tanda ±(artinya penyimpangan atas +0,2 dan penyimpangan bawah –0,2).
    Gambar 1.12 Penulisan Toleransi Simetri
    Penyajian toleransi dapat juga dengan cara menuliskan ukuran maksimum izin dan ukuran minimum izin. Ukuran maksimum ditulis di atas ukuran minimum.
    Penulisan toleransi yang dibatasi oleh satu batas dinyatakan dengan kata min atau maks di belakang ukuran dasarnya.
    Satuan dari penyimpangan harus ditulis sama dengan satuan ukuran dasar dengan jumlah desimal yang sama, kecuali salah satu penyimpangannya nol.
    Tabel berikut merupakan sebagian kecil saja dari tabel toleransi standar ISO. Untuk menggunakannya dilihat dari ukuran dasar kemudian bergeser ke kanan dan lihat ke atas sampai pada huruf dan angka toleransi yang diinginkan. Satuan pada tabel adalah m, jika gambar kerja menggunakan satuan mm maka harga dari tabel harus dibagi 1000.
    Berikut disampaikan contoh pemakaian suaian basis lubang pada mesin, pemilihan suaian disesuaikan dengan fungsinya
    Pada diagram berikut diperlihatkan hubungan antara ongkos produksi dengan toleransi, semakin kecil toleransi semakin mahal ongkos produksi.
    Rangkuman 1) Fungsi toleransi ialah agar benda kerja dapat diproduksi secara massal pada tempat yang berbeda, tetapi tetap mampu memenuhi fungsinya, antara lain, fungsi mampu tukar untuk bagian yang berpasangan. 2) Toleransi umum mewakili ukuran yang tidak dicantumkan langsung harga penyimpangannya. 3) Menurut ISO toleransi ditunjukkan dengan huruf untuk kedudukan daerah toleransi dan angka untuk kualitas toleransi, golongan lubang ditunjukkan dengan huruf kapital dan poros dengan huruf kecil. Huruf I,L,O,Q dan W beserta huruf kecilnya tidak digunakan. 4) Terdapat suaian basis lubang dan basis poros, sehubungan dengan sulitnya pengerjaan pada suaian sistem basis poros. Jika tidak, terpaksa dianjurkan untuk menggunakan suaian sistem basis lubang.
    Tabel toleransi
    Toleransi Geometri (Bentuk dan Posisi)
    Selain toleransi linier, kadang-kadang diperlukan untuk mencantumkan toleransi geometri (bentuk dan posisi), untuk membuat komponen yang mampu tukar seperti komponen mesin otomotif, sehingga komponen tersebut dapat dibuat pada tempat yang berbeda dengan peralatan yang berbeda pula. Toleransi geometri hanya dicantumkan apabila benar-benar diperlukan setelah melalui pertimbangan yang matang.
    Pengertian :
    Toleransi bentuk adalah penyimpangan bentuk benda kerja yang diizinkan apabila dibandingkan dengan bentuk yang dianggap ideal, diperlihatkan oleh gambar berikut ini.
    Toleransi posisi adalah penyimpangan posisi yang diizinkan terhadap posisi yang digunakan sebagai patokan (datum feature).
    Pada contoh di atas, alas dari balok digunakan sebagai patokan sedangkan
    sisi tegak merupakan bidang yang ditoleransi.
    Penyajian pada Gambar Kerja
    Lambang untuk menunjukkan suatu patokan digambarkan dengan segi tiga sama kaki yang dihitamkan, disambung dengan garis tipis yang berakhir pada kotak, di dalam kotak terdapat huruf patokan yang dibuat dengan huruf kapital. Huruf-huruf yang menyerupai angka harus dihindarkan, misalnya huruf O.
    untuk patokan Gambar berikut ini menunjukkan bahwa bidang sebagai patokan, cara penggambarannya ialah segi tiga patokan tidak segaris dengan garis ukur.
    Untuk menunjukkan bahwa garis tengah (sumbu) sebagai patokan maka cara menggambarnya ialah dengan mencantumkan segi tiga patokan segaris dengan garis ukur, seperti diperlihatkan oleh gambar berikut ini.
    Segi tiga patokan dicantumkan pada garis tengah dari beberapa lubang untuk menunjukkan bahwa garis tengah tersebut sebagai patokan, diperlihatkan oleh gambar berikut ini.
    Gambar 3.7 Secara teoritis Ukuran Harus Tepat
    Angka dalam kotak menunjukkan bahwa secara teoritis ukuran harus tepat. Penerapan dari angka dalam kotak diperlihatkan oleh gambar berikut ini, pengertiannya ialah secara praktik Penitik (Senter) boleh bergeser asal jangan lebih dari 0,02 mm, untuk mudahnya ukuran 10 akan berada antara 9,99 mm10,01 mm dan ukuran 11 akan berada antara 10,99 mm-11,01 mm.
    Bagian yang Ditoleransi
    Perbedaan antara bagian yang ditoleransi dengan patokan terletak pada ujung garis penunjuknya, bagian yang ditoleransi ditunjukkan dengan anak panah, berakhir pada hal-hal berikut.
    1. Garis benda atau perpanjangannya apabila yang ditoleransi adalah bidang.
    2. Garis ukur apabila yang ditoleransi adalah sumbu.
    3. Garis sumbu apabila yang ditoleransi adalah sumbu dari beberapa lubang/bagian (seperti pada patokan).
    Contoh Penggunaan
    Pada gambar berikut ini kedua garis penunjuk diakhiri dengan anak panah, hal ini menunjukkan bahwa operator diberi keleluasaan untuk menentukan bidang patokan dan bidang yang ditoleransi (memilih salah satu).
    Untuk kasus seperti gambar berikut, sebagai patokan adalah bidang yang ditempeli oleh segi tiga patokan (sebelah kiri).
    Gambar di bawah merupakan contoh gambar yang dilengkapi dengan toleransi geometri.
    Tabel Lambang Toleransi Geometri
    Rangkuman 1) Fungsi dari toleransi geometri ialah agar benda kerja mempunyai fungsi mampu tukar terutama untuk komponen yang diperjualbelikan seperti komponen otomotif, pemakaiannya hanya jika benar-benar diperlukan. 2) Toleransi bentuk adalah penyimpangan bentuk benda kerja yang diizinkan apabila dibandingkan dengan bentuk yang dianggap ideal. 3) Toleransi posisi adalah penyimpangan posisi yang diizinkan terhadap posisi yang digunakan sebagai patokan (datum feature), sebagai contoh jika kita dikatakan berdiri secara tegak lurus terhadap lantai maka lantai yang dianggap sebagai patokan. 4) Lambang untuk patokan merupakan segi tiga yang dihitamkan dan diberi keterangan huruf patokan dalam kotak. 5) Lambang untuk yang ditoleransi mempunyai ujung anak panah yang diakhiri kotak-kotak berisi keterangan. 6) Penyajian toleransi geometri pada gambar kerja telah dibuat aturannya oleh ISO.

    0 komentar:

    Posting Komentar