Pages

Kamis, 12 November 2015

Tagged Under:

Sistem Informasi Manufaktur Dalam Kerangka Kerja Sistem Informasi Manajemen

By: TEKNIK On: 21.52
  • Share The Gag
  • Image result for sistem manufakture

    SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA
    KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

    1. PENDAHULUAN
    Dunia Industri selalu menghubungkan pemikiran kita kepada sebuah prosedur input,
    proses, output. Data merupakan sebuah input yang pada akhirnya akan menjadi sebuah
    informasi melalui sebuah proses sistem manajemen yang biasa disebut Database
    Management System (DBMS).
    Data mudah untuk didapatkan. Tetapi, informasi susah untuk dicari. Proses
    mengubah data menjadi informasi perlu melalui sebuah sistem yang memiliki
    kompleksitas yang tinggi. Sistem Informasi Manajemen (SIM) menjadi perangkat utama
    pencetak informasi untuk pengambilan keputusan bagi perkembangan perusahan.
    Perusahaan manufaktur memerlukan informasi untuk melangsungkan roda
    industrinya. Tanpa informasi yang akurat, perusahaan tidak dapat menentukan kebijakan,
    keputusan, bahkan peraturan yang dapat menunjang perbaikan maupun perkembangan
    perusahaan.
    Oleh karena itu, perusahaan manufaktur perlu memiliki sebuah sistem informasi
    yang dikhususkan pada departemen atau bagian manufaktur. Hal ini diperlukan untuk
    membentuk proses bisnis yang lebih menguntungkan bagi perusahaan.

    SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (Bernardo N. Yahya)
    Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra
    http://puslit.petra.ac.id/journals/industrial
    81
    2. SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR
    Sistem Informasi Manufaktur (SIMa) termasuk dalam kerangka kerja Sistem
    Informasi Manajemen (SIM) secara keseluruhan. SIMa lebih menekankan kepada proses
    produksi yang terjadi dalam sebuah lantai produksi, mulai dari input bahan mentah
    hingga output barang jadi, dengan mempertimbangkan semua proses yang terjadi.
    Gambar 1. Bagan Arus Data menjadi Informasi untuk SIMa
    2.1 Input
    Data Internal perusahaan merupakan data intern sistem keseluruhan yang
    mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang berguna. Data ini meliputi
    sumber daya manusia (SDM), material, mesin, dan hal lainnya yang mendukung proses
    secara keseluruhan seperti transportasi, spesifikasi kualitas material, frekuensi perawatan,
    dan lain-lain.
    Data Eksternal perusahaan merupakan data yang berasal dari luar perusahaan
    (environment) yang mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang berguna.
    Contoh data eksternal adalah data pemasok (supplier), kebijakan pemerintah tentang
    UMR, listrik, dll.Data-data ini biasanya berguna untuk perhitungan cost dalam
    manufaktur mulai dari awal hingga akhir proses.
    Data awal ini dapat diperoleh sejak awal perusahaan berdiri maupun pada saat proses
    produksi berlangsung, kemudian data-data yang diperlukan didokumentasikan ke dalam
    sebuah database. Namun, apakah kita bisa mendefinisikan data apa saja yang perlu kita
    catat ke dalam sebuah database?
    Oleh karena abstrak dan banyaknya data yang harus didokumentasi, maka kita harus
    bisa mendefinisikan tujuan akhir dari informasi yang hendak kita buat. Pihak manajemen
    puncak (eksekutif) harus memberikan pedoman kepada pihak manajemen informasi untuk
    membuat sebuah sistem informasi yang dikehendaki. Setelah itu, pihak manajemen
    informasi dapat memutuskan untuk mengumpulkan data yang seperti apa untuk dapat
    menghasilkan informasi seperti yang diharapkan oleh pihak eksekutif.
    JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 3, NO. 2, DESEMBER 2001: 80 - 86
    Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra
    http://puslit.petra.ac.id/journals/industrial
    82
    2.2 Proses
    Proses pengolahan data menjadi informasi selalu diidentikkan dengan Database
    Management System (DBMS). DBMS ini identik dengan manajemen data, dimana data
    yang ada harus dijamin akurasi, kemutakhiran, keamanan, dan ketersediaannya bagi
    pemakai.
    Kegiatan yang terjadi di dalam manajemen data adalah :
    1. Pengumpulan (pendokumentasian) data
    2. Pengujian data, agar tidak terjadi inkonsistensi data
    3. Pemeliharaan data, untuk menjamin akurasi dan kemutakhiran data.
    4. Keamanan data, untuk menghindari kerusakan serta penyalahgunaan data.
    5. Pengambilan data, bisa dalam bentuk laporan, untuk memudahkan pengolahan data
    yang lain.
    Seperti halnya data input, pengolahan data menjadi informasi memerlukan proses
    khusus dengan menggunakan metode perhitungan yang sesuai dengan kebutuhan industri
    yang bersangkutan. Apabila kita belum mengetahui keinginan informasi dari pihak
    eksekutif, pengolahan data yang ada dapat menimbulkan cost yang inefektif dan
    inefisiensi.
    2.3 Output
    Informasi yang dihasilkan dari hasil pengolahan data perlu diklasifikasikan
    berdasarkan beberapa subsistem. Dalam hal ini, penulis mengklasifikasikan output data
    menjadi 3 bagian yaitu persediaan, produksi dan kualitas, dimana ketiganya ini tidak
    meninggalkan unsur biaya yang terjadi di dalamnya.
    2.3.1 Persediaan
    Subsistem persediaan memiliki definisi setiap produk yang ada dalam perusahaan
    baik yang disimpan ataupun akan dibutuhkan. Subsistem persediaan memberikan jumlah
    stok, biaya holding, safety stock , dan lain-lain berdasarkan hasil pengolahan data dari
    input.
    Subsistem persediaan biasanya memiliki proses pembelian (purchasing) dan
    penyimpanan (inventory). Proses yang lain dapat dikembangkan sesuai kebutuhan
    perusahaan, namun kedua proses ini sudah cukup mewakili keseluruhan proses dalam
    subsistem persediaan.
    Dalam proses pembelian, pihak manajemen informasi perlu mendokumentasi proses
    pemilihan pemasok hingga kedatangan material dari pemasok untuk kemudian diproses di
    dalam lantai produksi.
    Proses pembelian perlu diperhitungkan dengan mempertimbangkan korelasi antara
    pembelian dan penyimpanan. Apabila jumlah penyimpanan kecil, maka frekuensi
    pembelian diperkirakan semakin banyak (dengan kuantitas produk yang sedikit) dan
    biaya semakin besar,. Namun apabila jumlah penyimpanan besar, maka frekuensi
    pembelian sedikit (dengan kuantitas produk yang banyak) dan biaya dapat ditekan, tapi
    biaya penyimpanan juga bertambah.
    SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (Bernardo N. Yahya)
    Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra
    http://puslit.petra.ac.id/journals/industrial
    83
    Gambar 2. Hubungan Penyimpanan dan Biaya Pembelian
    Perbandingan terbalik antara penyimpanan dan pembelian ini perlu dihitung untuk
    mencari titik optimal untuk pembelian dan titik optimal untuk penyimpanan agar tidak
    terjadi pembengkakan cost.
    Proses penyimpanan juga memiliki peran dalam subsistem persediaan. Penyimpanan
    yang terlalu banyak (berlebihan) dapat mengakibatkan biaya (perawatan, kerusakan, dll),
    sehingga kuantitas penyimpanan perlu diperkirakan sesuai dengan kapasitas gudang.
    2.3.2 Produksi
    Subsistem produksi perlu didokumentasikan dan perlu dijadikan sebuah informasi
    untuk mendukung para eksekutif dalam menentukan keputusannya. Definisi dari
    subsistem produksi adalah segala hal yang bersangkut paut dengan proses yang terjadi di
    setiap stasiun kerja ataupun departemen. Informasi yang perlu untuk user adalah
    penjadualan produksi (scheduling) dan transaksi (transaction) antar stasiun kerja.
    Penjadualan produksi perlu memperhitungkan data demand dan kapasitas produksi.
    Data ini biasanya diambil dari pihak marketing yang mengetahui peramalan pasar
    mendatang, sehingga produk tidak terlalu banyak ataupun terlalu disedikit diproduksi.
    Selain berhubungan dengan pihak marketing, penjadualan produksi berhubungan
    dengan pihak Human Resource dalam hal jumlah karyawan yang bekerja, kualifikasi
    karyawan, shift kerja ,dll. Meski jumlah karyawan sedikit, apabila kualifikasi baik, maka
    hasil produksi pun berkualitas. Oleh karena itu, performance pekerja menentukan
    penjadualan produksi.
    Bill of Material (BOM) berhubungan sekali dengan penjadualan produksi. Hubungan
    erat antara penjadualan dan persediaan dapat direlasikan melalui BOM. Tingkat
    persediaan akan mempengaruhi jadual produksi, sehingga BOM setiap produk perlu
    dirinci agar tidak terjadi keterlambatan produksi. Keterlambatan komponen setiap produk
    dapat dilihat dari hasil pengolahan data, sehingga setiap kesalahan dapat diperbaiki untuk
    periode penjadualan berikutnya.
    Keterkaitan antar stasiun kerja perlu didukung oleh sistem yang baik. Just In Time
    (JIT) yang dipublikasikan oleh Jepang, menjadi sistem yang cukup terkenal di perusahaan
    besar karena adanya proses informasi yang akan mengurangi keterlambatan pengiriman
    produk ke stasiun kerja berikutnya (sistem kanban).
    Dalam SIMa pun perlu didokumentasikan setiap proses transaksi (arus ambil, terima,
    retur antar stasiun kerja) yang terjadi untuk menjaga kemungkinan terjadi kesalahan
    pengiriman, kerusakan pada waktu pengiriman, dll. Proses transaksi pun perlu mengatur
    sistem dokumentasi penyimpanan WIP dan barang jadi yang akan diproses lebih lanjut
    agar produk tersebut terhindar dari kerusakan maupun hal-hal yang tidak diinginkan.
    Penyimpanan B. Pembelian
    Penyimpanan B. Pembelian
    JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 3, NO. 2, DESEMBER 2001: 80 - 86
    Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra
    http://puslit.petra.ac.id/journals/industrial
    84
    2.3.3 Kualitas
    Subsistem kualitas memiliki definisi yang sangat kompleks. Semua hal berhubungan
    dengan kualitas, baik waktu, biaya, performa kerja, maupun pemilihan supplier. Banyak
    hal lain yang bukan definisi mutlak kualitas namun perlu masuk dalam unsur kualitas
    seperti proses perawatan.
    Proses yang perlu didokumentasi dalam subsistem ini adalah kontrol proses (Process
    Control), Perawatan (Maintenance), dan Spesifikasi (Specification) baik produk jadi
    maupun material. Masih banyak hal lain yang perlu didokumentasi, namun secara
    keseluruhan, tiga proses ini dapat mencerminkan kualitas produk yang dihasilkan.
    Proses perawatan termasuk dalam bagian kualitas karena gangguan proses yang
    terbesar di lantai produksi adalah karena masalah perawatan mesin. Proses perawatan ini
    berhubungan dengan umur ekonomis mesin, sekaligus berhubungan dengan lamanya
    perawatan yang dilakukan. Informasi mengenai proses perawatan akan sangat
    mendukung penjadualan produksi, sehingga tidak terlalu banyak preemption (penghentian
    proses) dalam setiap stasiun kerja.
    Proses produksi yang terjadi di setiap stasiun kerja perlu didokumentasi agar
    nantinya dapat menjadi informasi, stasiun kerja mana yang paling berpengaruh terhadap
    kualitas produk saat ini. Penentuan ini dapat dilakukan dengan pencatatan produk cacat
    yang terjadi di setiap stasiun kerja.
    Kualitas sebuah produk sangat ditentukan oleh keinginan konsumen. Konsumen
    memiliki standar kepuasan yang diterjemahkan ke dalam spesifikasi, dan spesifikasi
    tersebut menjadi tolok ukur kualitas sebuah produk. Dokumentasi spesifikasi produk yang
    dihasilkan dapat menjadi tolok ukur kualitas proses produksi yang sedang berjalan saat
    ini. Informasi mengenai spesifikasi produk yang ada saat ini pun dapat menjadi pemikiran
    strategis untuk kebijakan perusahaan di masa mendatang.
    2.4 Biaya
    Komponen biaya termasuk dalam semua subsistem yang ada. Tujuan perusahaan
    manufaktur secara umum adalah mencapai keuntungan dari hasil penjualan produknya.
    Oleh karena itu, sebuah sistem informasi tidak akan pernah terlepas unsur biaya yang
    terjadi di dalamnya.
    Bagan sistem informasi manufaktur diatas menggambarkan bahwa biaya merupakan
    komponen yang melingkupi keseluruhan output informasi tersebut, dan biaya juga
    termasuk dalam setiap komponen subsistem tersebut. Maksudnya, dalam menghasilkan
    informasi untuk setiap subsistem memerlukan biaya yang besar dan sekaligus ada biaya
    yang dapat direduksi dari hasil informasi yang didapatkan dari sistem yang ada.
    3. KOMITMEN PERUSAHAAN
    Sistem Informasi Manufaktur adalah sebuah sistem yang cukup kompleks. Sistem ini
    dapat berjalan dengan baik apabila semua proses didukung dengan teknologi yang tinggi,
    sumber daya yang berkualitas, dan yang paling penting adalah komitmen perusahaan.
    Sistem Informasi Manufaktur merupakan subsistem dari sistem informasi
    manajemen secara keseluruhan. SIMa ini berguna untuk memperbaiki proses produk yang
    SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (Bernardo N. Yahya)
    Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra
    http://puslit.petra.ac.id/journals/industrial
    85
    terjadi untuk mendukung visi, misi, strategi, bahkan tujuan perusahaan untuk
    mendapatkan keuntungan yang besar.
    Pembentukan SIMa ini tidak akan terlepas dari peran seorang Industrial Engineer.
    Kompleksitas sistem ini hanya dapat dibuat dengan pengetahuan praktis dari setiap
    personel perusahaan digabungkan dengan pengetahuan teori oleh pihak akademisi atau
    pihak yang mengerti mengenai sistem informasi ini. Maka dari itu, SIMa dapat menjadi
    sebuah ujung tombak ataupun sebuah pondasi perusahaan untuk dapat survive dari krisis
    yang berkepanjangan.
    4. KESIMPULAN
    Sistem merupakan kesatuan banyak hal yang terintegrasi untuk menjadi sebuah
    fungsi atau menghasilkan tujuan tertentu. Sistem Informasi Manufaktur (SIMa) bertujuan
    menghasilkan informasi manufaktur yang berguna untuk perusahaan.
    Kegiatan manufaktur mendukung proses bisnis sebuah perusahaan. Kegiatan ini
    perlu diperhatikan untuk kelangsungan perusahaan. Oleh karena itu, komitmen
    perusahaan untuk menjalankan sistem informasi manufaktur haruslah sangat tinggi agar
    proses yang terjadi di lantai produksi menjadi menguntungkan bagi perusahaan.
    Sumber daya manusia adan teknologi merupakan komponen yang terintegrasi untuk
    menjalnkan sistem informasi manufaktur ini. Komponen ini merupakan komponen
    pendukung sekaligus komponen utama untuk melaksanakan SIMa.
    SIMa dalam sebuah industri perlu mendokumentasikan semua data mulai dari input,
    proses, hingga output produksi agar didapatkan hasil (informasi) yang sesuai dengan
    keinginan perusahaan. Setiap komponen data dapat menunjang proses pengolahan untuk
    menjadi informasi yang berguna bagi departemen persediaan, departemen produksi dan
    juga departemen kualitas.
    DAFTAR PUSTAKA
    Pohan, H. I., dan K. S. Bahri, 1977. Pengantar Perancangan Sistem, Erlangga.
    Macleod, R., 1995. Sistem Informasi Manajemen (II), jakarta: PT. Prenhallindo.
    Turner, W. C., J. H. Mize, and K. Case, 1978. Introduction to Industrial & System
    Engineering, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

    0 komentar:

    Posting Komentar