PEMILIHAN
LOKASI STRATEGIS
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEPUTUSAN LOKASI
Memilih lokasi fasilitas
menjadi semakin rumit dengan adanya globalisasi tempat kerja. Globalisasi
terjadi karena perkembangan (1) ekonomi pasar dan juga: (2) komunikasi internasional
yang lebih baik; (3) perjalanan (udara, laut, darat) dan pengangkutan barang
yang tebih cepat serta lebih dapat diandalkan; (4) semakin mudahnya arus kas
antar negara dan (5) perbedaan biaya tenaga kerja yang tinggi. Banyak
perusahaan yang kini mempertimbangkan akan membuka kantor, pabrik, toko, atau
bank baru di luar negara sendiri. Keputusan lokasi sudah melewati batas negara.
Perusahaan memutuskan negara
mana yang dipilih menjadi lokasi terbaik, selanjutnya perusahaan tersebut
memfokuskan pada satu wilayah dari negara itu beserta komunitasnya. Tahap akhir
dalam proses keputusan lokasi adalah memilih lokasi spesifik dalam suatu
komunitas. Perusahaan harus memilih satu lokasi yang paling cocok untuk
pengangkutan dan penerimaan, penetapan zona, peralatan, ukuran, dan biaya.
Selain globalisasi, masih ada
sejumlah faktor lain mempengaruhi keputusan lokasi. Di antaranya, produktivitas
tenaga kerja, valuta asing, dan perubahan sikap terhadap industri, serikat
kerja, kedekatan dengan pasar, pemasok dan pesaing.
Produktivitas
Tenaga Kerja
Perbedaan produktivitas timbul
di berbagai negara. Yang benar-benar menarik manajemen adalah perpaduan antara
produktivitas dan tingkat upah. Sebagai Contoh Lihat tabel berikut:
Perusahaan Konveksi
Negara
|
Biaya Tenaga Kerja per hari
|
Produksi per hari
|
Keterangan
|
|||
Hongkong
|
$ 70
|
60 unit
|
|
|||
Amerika
|
$ 25
|
20 unit
|
Dalam beberapa hal lebih murah
untuk membuat pakaian di Korea, Taiwan atau Hongkong dan mengangkutnya ke
Amerika daripada memproduksi pakaian tersebut di Amerika. Tetapi biaya akhir
merupakan faktor penting dan produktifitas yang rendah dapat mengurangi
keuntungan dari biaya yang rendah.
Karyawan yang kurang terlatih,
berpendidikan rendah, atau dengan kebiasan bekerja yang buruk bukan merupakan
hal yang baik bagi perusahaan, walaupun upah tenaga kerjanya rendah. Demikian
pula, karyawan yang tidak dapat atau sering mangkir di tempat kerjanya tidak
akan menjadi keputusan yang baik, walaupun upahnya rendah. biaya tenaga kerja
per unit terkadang disebut kandungan tenaga kerja dari produk.
Kurs Valuta Asing
Walaupun tingkat suku bunga
dan produktivitas mungkin membuat berbagai negara terlihat ekonomis, tingkat
kurs valuta asing yang tidak diinginkan dapat menghilangkan penghematan yang
telah terjadi. Meskipun demikian, kadangkala perusahaan dapat mengambil
keuntungan dari tingkat kurs tertentu yang dianggap baik dengan merelokasi atau
mengekspor ke negara asing. Namun, nilai dari mata uang asing di berbagai
negara terus-menerus berfluktuasi.
Biaya (Cost)
Biaya lokasi yang dapat dibagi
ke dalam dua kategori, yaitu biaya yang terlihat dan biaya yang tidak terlihat. Biaya
terlihat adalah biaya-biaya yang langsung dapat diidentifikasi dan
secara tepat ditentukan jumlahnya. Biaya-biaya ini mencakup biaya tenaga kerja,
biaya utiliti, bahan baku, pajak, penyusutan, dan biaya-biaya lain yang dapat
diidentifikasi aleh manajemen dan bagian akuntansi. Selain itu, biaya-biaya
seperti transportasi bahan baku, transportasi barang jadi, dan pembangunan
pabrik merupakan unsur-unsur biaya lokasi keseluruhan.
Biaya tidak
terlihat adalah biaya-biaya yang tidak mudah ditentukan angkanya.
Biaya-biaya ini mencakup kualitas pendidikan, fasilitas angkutan umum, sikap
masyarakat terhadap industri dan terhadap perusahaan itu sendiri, mutu dan
sikap karyawan yang akan dipekerjakan. Termasuk juga, mutu variabel hidup,
seperti iklim dan kelompokkelompok olahraga, yang mungkin mempengaruhi proses
rekrutmen yang dilakukan oleh bagian personalia.
Sikap
Sikap dari pemerintah pusat,
daerah, dan lokal terhadap kepemilikan oleh swasta, penetapan zona, dan polusi
serta stabilitas karyawan mungkin akan terus berubah. Sikap pemerintah pada
saat keputusan lokasi dibuat mungkin tidak bertahan lama. Terlebih lagi,
manajemen mungkin akan menemukan bahwa sikap-sikap demikian ini dapat
dipengaruhi oleh kepemimpinan.
Kedekatan dengan
pasar, Pemasok dan Pesaing (Clustering)
Bagi banyak perusahaan sangat
penting untuk menetapkan lokasi yang dekat dengan konsumen. Khususnya untuk
perusahaan jasa seperti toko obat, restoran, kantor pos atau pangkas rambut,
kedekatan dengan pesar adalah faktor penetapan lokasi yang utama. Sedangkan perusahaan
manufaktur merasa kedekatan lokasi dengan konsumen sangat berguna jika
pengiriman produk akhir membutuhkan biaya yang besar.
Perusahaan-perusahaan
berlokasi dekat dengan pemasok bahan baku mereka karena beberapa alasan :
1.
Bahannya bersifat tak tahan lama
2.
Biaya transportasi tinggi
3.
Ukuran yang sangat besar dari bahan tersebut
Sehingga keputusan memilih
lokasi yang dekat dengan pemasok adalah sangat tepat. Perusahaan-perusahaan
juga suka untuk memilih lokasi yang dekat dengan pesaing. Kecenderungan ini
disebut Clustering dan sering terjadi manakala ditemukan
adanya sumber daya pada suatu negara, misalnya sumber daya alam, sumber daya
informasi, SD modal ventura dan SD talenta (keahlian).
METODE EVALUASI
ALTERNATIF LOKASI
Empat metode penting yang
digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah lokasi; metode
pemeringkatan-faktor, analisis titik-impas lokasi, metode pusat-gravitasi, dan
model transportasi. Pendekatan-pendekatan penentuan lokasi adalah:
Metode
Pemeringkatan Faktor
Sebenarnya ada banyak faktor,
kualitatif maupun kuantitatif, yang harus dipertim bangkan dalam memilih suatu
lokasi. Beberapa dari faktor-faktor ini lebih penting dari yang lain, sehingga
manajer dapat menggunakan penimbangan agar proses keputusan bisa lebih
objektif. Metode pemeringkatan faktor sering digunakan karena mencakup variasi
faktor yang sangat luas, mulai dari pendidikan, rekreasi sampai keahlian tenaga
kerja.
Metode pemeringkatan-faktor
mempunyai enam tahap:
a)
Mengembangkan daftar faktor-faktor terkait
b)
Menetapkan bobot pada setiap faktor untuk mencerminkan seberapa jauh faktor itu
penting bagi pencapaian tujuan perusahaan.
c)
Mengembangkan suatu skala untuk setiap faktor (misalnya, 1 sampai 10 atau 1
sampai 100 point).
d) Meminta
manajer menentukan skor setiap lokasi untuk setiap faktor, dengan menggunakan
skala yang telah dikembangkan pada tahap 3.
e)
Mengalikan skor itu dengan bobot dari setiap faktor, dan menentukan jumlah
total untuk setiap lokasi.
f)
Membuat rekomendasi yang didasarkan pada skor laba maksimal, dengan juga
mempertimbangkan hasil dari pendekatan kuantitatif.
Contoh: present by Sumadi
Analisis
Titik-Impas Lokasi
Analisis
titik-impas lokasi merupakan penggunaan analisis
biaya-volume produksi untuk analisis titik membuat suatu perbandingan ekonomis
terhadap alternatif-alternatif lokasi. Dengan mengidentifikasi biaya variabel
dan biaya tetap serta membuat grafik kedua biaya ini untuk setiap lokasi, kita
dapat menentukan alternatif mana yang biayanya paling rendah. Analisis
titik-impas lokasi dapat dilakukan secara matematik atau secara grafik.
Pendekatan grafiknya mempunyai keuntungan dengan memberikan kisaran jumlah
setiap lokasi dapat dipilih.
Tiga tahap dalam analisis
titik-impas adalah:
a)
Tentukan biaya tetap dan biaya variabel untuk setiap lokasi.
b)
Plot biaya untuk setiap lokasi, dengan biaya pada garis vertikal dan volume
produksi tahunan pada garis horisontal di grafik itu.
c)
Pilih lokasi yang biaya totalnya paling rendah, untuk setiap volume produksi
yang diinginkan.
Metode Pusat
Grafitasi
Metode
pusat-gravitasi merupakan teknik matematika
dalam menemukan lokasi pusat distribusi yang akan meminimisasi biaya
distribusi. Dalam menemukan lokasi yang terbaik untuk menjadi pusat distribusi,
metode ini memperhitungkan lokasi pasar, volume barang yang dikirim ke pasar
itu, dan biaya pengangkutan.
Karena volume kendaraan
kontainer yang dipindahkan setiap bulannya mempengaruhi biaya, jarak bukan
menjadi satu-satunya kriteria utama. Metode pusat gravitasi mengasumsikan bahwa
biaya secara langsung bersifat proporsional dengan jarak dan banyaknya barang
yang diangkut. Lokasi yang ideal adalah lokasi yang membuat jarak tertimbang
antara gudang dan outlet pengecernya menjadi minimal, jarak ini diberi
bobotsesuai dengan banyaknya kontainer yang diangkut.
Contoh: dari Barry
Render dan Jay Heizer, (2005)
Model Transportasi
Tujuan dari model transportasi
adalah untuk menentukan pola pengangkutan yang terbaik dari beberapa titik penawaran
(pasokan/sumber) ke beberapa titik permintaan (tujuan) agar dapat meminimalkan
produksi total dan biaya transportasi. Setiap perusahaan dengan jaringan titik
penawaran-permintaan menghadapi masalah seperti ini. Satu ilustrasi tentang hal
ini adalah jaringan pasokan/penawaran Volkswagen yang kompleks.
STRATEGI LOKASI
PELAYANAN JASA
Sementara fokus analisis
lokasi sektor industri adalah merninimalkan biaya, fokus analisis lokasi sektor
jasa adalah memaksimalkan pendapatan. Biaya manufaktur cenderung bervariasi
secara substansial antara lokasi satu dengan yang lainnya, namun tidak demikian
di perusahaan-perusahaan jasa, suatu lokasi yang spesifik sering menimbulkan
dampak yang lebih besar pada pendapatan, daripada biaya. Oleh karena itu, untuk
perusahaan jasa, lokasi yang spesifik sering kali mempengaruhi pendapatan dari
pada biaya. Hal ini berarti bahwa fokus lokasi pada perusahaan jasa haruslah
pada penentuan volume bisnis dan pendapatan.
Delapan komponen besar volume
dan pendapatan perusahaan jasa, yaitu :
a)
Daya beli pada area lokasi konsumen yang diseleksi
b)
Kecocokan pelayanan jasa dan citra dengan demografi wilayah kosumen
c)
Persaingan di wilayah tersebut
d)
Mutu persaingannya
e)
Keunikan lokasi perusahaan dan lokasi pesaing
f)
Mutu fisik fasilitas perusahaan yang berdekatan letaknya
g)
Kebijakan operasi perusahaan
h)
Mutu dari manajemen
Teknik yang digunakan pada
sektor jasa mencakup analisis korelasi, pertimbangan lalu lintas, analisis
demografi, analisis daya beli, metode pemeringkatan-faktor, dan metode
pusat-gravitasi, dan sistem informasi geografi.
Bagaimana Rantai
Usaha Perhotelan Menyeleksi Lokasi.
Salah satu keputusan yang
paling penting dalam rantai usaha penginapan adalah menentukan lokasi. Rantai
usaha hotel yang memilih lokasi yang tepat secara lebih akurat dan lebih cepat
dibanding pesaingnya memiliki keuntungan strategis yang menonjol. La Quinta
Motor Inns, bermarkas di San Antonio, Texas, adalah rantai usaha dengan harga
sedang yang terdiri dari 150 penginapan. La Quinta berorientasi pada
orang-orang yang menginan karena perjalan dinas. Untuk membuat model dari
perilaku penyeleksian dan prediksi keberhasilan stratu lokasi, La Quinta
beralih ke analisis regresi statistic.
Hotel itu memulai dengan
pengujian 35 variabel independen, untuk mencari yang mana dari variabel itu
memiliki korelasi terbesar dengan profitabilitas yang diprediksi, dan mana yang
menjadi variabel dependennya. Variabel independen yang “kompetitif” mencakup
kamar hotel pada tingkat harga sewa rata-rata dan daerah sekitarnya. Yang
menjadi variabel “penggerak permintaannya” adalah daya tarik lokal seperti
gedung perkantoran dan rumah sakit yang menarik konsumen potensial dalam
wilayah perdagangan sampai radius 4 mil. Variabel “demografi”, seperti populasi
daerah itu dan tingkat pengangguran dapat juga mempengaruhi keberhasilan sebuah
hotel.
Faktor-faktor daya tarik pasar
(market awareness), seperti jumlah hotel dalam wilayah tersebut
merupakan kategori keempat. Terakhir, “karakteristik fisik” dari lokasi itu,
seperti kemudahan akses atau kejelasan tanda-tanda lalu lintas terlihat,
merupakan variabel independen terakhir dari 35 variabel independen yang ada.
Pada akhirnya, model regresi
yang dipilih, dengan koefisien determinasi (r²): 51% mencakup hanya 4 dari
variabel prediksi. Keempat variabel itu adalah: harga hotel, median tingkat
pendapatan, populasi negara bagian tempat hotel itu berada, dan lokasi
perguruan tinggi yang dekat (yang merupakan wakil dari faktor penggerak permintaan
lainnya). La Quita lalu menggunakan model regresi untuk memprediksi
profitabilitas dan mengembangkan pemotongan-pemotongan yang memberikan hasil
yang paling baik dalam memprediksi keberhasilan ataupun kegagalan suatu lokasi.
Sebuah spreadsheet kini digunakan untuk mengirnplementasikan
model ini, yang menerapkan aturan keputusan dan memberi saran “bangun hotel”
atau “jangan membangun hotel.
Industri Pemasaran
Lewat Telepon
Aktivitas-aktivitas industri
dan kantor yang tidak membutuhkan baik kontak langsung dengan konsumen maupun
perpindahan bahan baku, secara substansial memperluas pilihan lokasi. Kasus
dalam hal ini adalah industri telemarketing (pemasaran lewat telepon), di mana
variabel-variabel yang telah dibahas sebelumnya tidak lagi relevan. Bila
perpindahan informasi secara elektronik baik, maka keputusan lokasi diarahkan
oleh biaya dan ketersediaan tenaga kerja. Misalnya, Fidelity Investments
baru-baru ini merelokasi banyak karyawannya dari Boston ke Covington, Kentucky.
Kini karyawan yang sedikit memakan biaya di wilayah Covington tersambungkan
dengan sambungan telepon yang tidak mahal, kepada para kolega mereka di kantor
Boston dengan dengan biaya kurang dari $0,05 per menit. Berarti, lebih rendah
dari pengeluaran Fedelity untuk sambungan telepon lokalnya.
Perubahan kriteria lokasi
mungkin juga mempengaruhi sejumlah bisnis lainnya. Misalnya, negara bagian
dengan beban pajak yang lebih kecil dan pemilik properti di pinggiran kota dan
wilayah perkotaan yang indah pasti akan unggul. Demikian pula penyedia layanan e-mail (seperti
MC1), pembuat perangkat lunak telecommuting(perjalanan bolak-balik
lewat telepon), seperti IBM/Lotus; perusahaan-perusahaan penyedia fasilitas
konferensi dengan video, pembuat peralatan kantor elektronik.
KESIMPULAN
Pemilihan Lokasi sangat
mempengaruhi biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabel. Lokasi mempunyai
pengaruh besar pada laba keseluruhan perusahaan. Keputusan strategis sering
tergantung jenis bisnisnya. Untuk keputusan lokasi industri, strategi yang ditempuh
biasanya adalah meminimisasi biaya, sedangkan pada bisnis eceran dan pelayanan
jasa profesional, strategi yang digunakan terfokus pada maksimisasi pendapatan.
SARAN
Secara umum tujuan strategi
lokasi adalah memaksimalkan keuntungan dari lokasi yang dipilih. Maka hendaknya
perusahaan mempertimbangkan faktor-faktor baik yang bersifat kualitatif maupun
kuantitatif dalam pemilihan lokasi.
refferensi:
Barry Render dan Jay Heizer,
(2005) Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
La Hatani, SE, MM.,(2008),
Bahan Ajar Manajemen Operasional, Universitas Haluoleo
0 komentar:
Posting Komentar