Pages

Kamis, 12 November 2015

Tagged Under:

Sistem Informasi Manufaktur Definisi Sistem Informasi Manufaktur

By: TEKNIK On: 21.55
  • Share The Gag

  • SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR
    DEFINISI SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR
    Manufaktur, dalam arti yang paling luas, adalah proses merubah bahan baku menjadi
    produk. Proses ini meliputi:perancangan produk, pemilihan material dan tahap‐tahap proses
    dimana produk tersebut dibuat.
    Definisi manufaktur secara umum adalah suatu aktifitas yang kompleks yang
    melibatkan berbagai variasi sumberdaya dan aktifitas perancangan produk, pembelian,
    pemasaran, mesin dan perkakas, manufacturing, penjualan, perancangan proses, production
    control, pengiriman material, support service, dan customer service.
    Sistem Informasi Manufaktur adalah suatu sistem berbasis komputer yang bekerja
    dalam hubungannya dengan sistem informasi fungsional lainnya untuk mendukung
    manajemen perusahaan dalam pemecahan masalah yang berhubungan dengan manufaktur
    produk perusahaan yang pada dasarnya tetap bertumpu pada input, proses dan output. Sistem
    ini digunakan untuk mendukung fungsi produksi yang meliputi seluruh kegiatan yang terkait
    dengan perencanaan dan pengendalian proses untuk memproduksi barang atau jasa
    Ruang lingkup sistem informasi manufaktur meliputi Sistem perencanaan manufaktur,
    Rencana produksi, Rencana tenaga kerja, Rencana kebutuhan bahan baku dan Sistem
    pengendalian manufaktur.

    MANFAAT SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR
    Manfaat digunakannya sistem informasi manufaktur di dalam perusahaan adalah
    sebagai berikut :
    1. Hasil produksi perusahaan lebih cepat dan tepat waktu karena sistem informasi
    manufaktur menggunakan komputer sebagai alat prosesnya.
    2. Perusahaan lebih cepat memperoleh informasi yang akurat dan terpercaya.
    3. Arsip lebih terstruktur karena menggunakan sistem database
    4. Sistem informasi manufaktur yang berupa fisik robotik, hasil produksi semakin cepat,
    tepat dan berkurangnya jumlah sisa bahan yang tidak terpakai.
    MODEL SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR
    􀀣 Input Data/Informasi
    Input data berupa data internal dan data eksternal, data internal merupakan data intern sistem
    keseluruhan yang mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang berguna. Data
    ini meliputi sumber daya manusia (SDM), material, mesin, dan hal lainnya yang mendukung
    Sistem Informasi Manufaktur 2
    proses secara keseluruhan seperti transportasi, spesifikasi kualitas material, frekuensi
    perawatan, dan lain‐lain.
    Data Eksternal perusahaan merupakan data yang berasal dari luar perusahaan (environment)
    yang mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang berguna untuk perhitungan
    cost dalam manufaktur mulai dari awal hingga akhir proses.. Contoh data eksternal adalah data
    pemasok (supplier), kebijakan pemerintah tentang UMR, listrik, dll.
    sumber internal
    sumber eksternal
    gambar 1. Model S I Manufaktur
    􀀣 Sub Sistem Input
    Sub sistem input terdiri dari
    a. Sistem informasi akuntansi
    Mengumpulkan data intern yang menjelaskan operasi manufaktur dan data lingkungan
    yang menjelaskan transaksi perusahaan dengan pemasok. Sebagai contoh, pegawai
    produksi memasukan data ke dalam terminal dengan menggunakan kombinasi media yang
    dapat dibaca mesin dan keyboard. Media berbentuk dokumen dengan bar code yang dapat
    dibaca secara optik atau dengan tanda pensil yang dapat dibaca secara optik, dan kartu
    plastik dengan garis‐garis catatan yang dapat dibaca secara magnetis. Setelah dibaca data
    tersebut ditransmisikan kekomputer pusat untuk memperbarui database.
    b. Sub sistem industrial engineering (IE)
    Industrial Engineering merupakan analisis sistem yang terlatih khusus yang mempelajari
    operasi manufaktur dan membuat saran‐saran perbaikan. Industrial engineering terdiri
    dari proyek‐proyek pengumpulan data khusus dari dalam perusahaan yang menetapkan
    berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk suatu produksi.
    c. Sub sistem intelijen manufaktur
    Sistem
    informasi
    akuntansi
    Sub sistem
    industrial
    engineering
    Sub sistem
    intelijen
    manufaktur
    D
    A
    T
    A
    B
    A
    S
    E
    Sub sistem
    persediaan
    Sub sistem
    biaya
    Sub sistem
    produksi
    Sub sistem
    kualitas
    pemakai
    Sistem Informasi Manufaktur 3
    Subsistem intelijen manufaktur berfungsi agar manajemen manufaktur tetap mengetahui
    perkembangan terakhir mengenai sumber‐sumber pekerja, material dan mesin. Adapun yang
    termasuk dalam sub sistem intelijen manufaktur adalah :
    1. Informasi pekerja, manajemen manufaktur harus memperhatikan serikat pekerja yang
    mengorganisasikan para pekerja perusahaan. Baik dalam sistem kontrak, tak berjangka
    maupun borongan.
    2. Sistem formal, manajemen manufaktur memulai arus informasi pekerja dengan
    menyiapkan permintaan pekerja yang dikirimkan ke departemen sumber daya manusia
    dan data dari berbagai elemen lingkungan yang menghubungkan kepada pihak pelamar.
    3. Sistem informal, arus informasi antar pekerja dan manajemen manufaktur sebagaian
    besar bersifat informal arus itu berupa kontak harian antara pekerja dan manajer mereka.
    Kegiatan‐kegiatan yang terjadi di dalam intelijen manufaktur :
    ♥ Pengumpulan (pendokumentasian) data dari lingkungan
    ♥ Pengujian data,
    ♥ Pemeliharaan data, untuk menjamin akurasi dan kemutakhiran data.
    ♥ Keamanan data, untuk menghindari kerusakan serta penyalahgunaan data.
    ♥ Pengambilan data dalam bentuk laporan, untuk memudahkan pengolahan data yang lain.
    􀀣 Sub Sistem Output
    Adalah informasi yang dihasilkan dari hasil pengolahan data yang dapat dibagi menjadi 3
    bagian yaitu produksi, persediaan dan kualitas, dimana ketiganya ini tidak meninggalkan unsur
    biaya yang terjadi di dalamnya.
    a. Sub sistem produksi
    Adalah segala hal yang bersangkutan dengan proses yang terjadi disetiap divisi kerja
    ataupun departemen yang mengukur produksi dalam hal waktu, menelusuri arus kerja dari
    satu langkah ke langkah berikutnya.
    b. Sub sistem persediaan
    Tingkat persediaan perusahaan sangat penting karena menggambarkan investasi yang
    besar dimana suatu barang dipengaruhi oleh jumlah unit yang dipesan dari pemasok setiap
    kalinya, dan tingkat persediaan rata‐rata dapat diperkirakan dari separuh kuantitas
    pesanan ditambah safety stock. Subsistem persediaan memberikan jumlah stok, biaya
    holding, safety stock , dan lain‐lain berdasarkan hasil pengolahan data dari input, biasanya
    memiliki proses pembelian (purchasing) dan penyimpanan (inventory). Dan fungsi dari sub
    sistem persediaan adalah mengukur volume aktifitas produksi saat persediaan diubah dari
    bahan mentah menjadi bahan jadi.
    Sistem Informasi Manufaktur 4
    c. Sub sistem kualitas
    Adalah semua hal yang berhubungan dengan kualitas, baik waktu, biaya, performa kerja,
    maupun pemilihan supplier. Fungsi dari sub sistem kualitas adalah mengukur kualitas
    material saat material diubah. Banyak hal lain yang bukan unsur mutlak kualitas namun
    perlu masuk dalam unsur kualitas seperti proses (Process Control), Perawatan
    (Maintenance), dan Spesifikasi (Specification) baik produk jadi maupun material. Sub
    sistem kualitas mempunyai pendekatan khusus untuk meningkatkan kualitas produksinya
    dengan menggunakan total quality management (TQM) yaitu manajemen keseluruhan
    perusahaan sehingga perusahaan unggul dalam semua dimensi produk dan jasa yang
    penting bagi semua pelanggan. Keyakinan dasar yang melandasi TQM adalah :
    􀂛 Kualitas ditentukan oleh pelanggan dan manajemen yang digunakan
    􀂛 Kualitas dicapai oleh manajemen
    􀂛 Kualitas adalah seluruh tanggung jawab seluruh penghuni perusahaan
    d. Sub sistem biaya
    Komponen biaya termasuk dalam semua subsistem yang ada. Tujuan perusahaan
    manufaktur secara umum adalah mencapai keuntungan dari hasil penjualan produknya.
    Oleh karena itu, sebuah sistem informasi tidak akan pernah terlepas unsur biaya yang
    terjadi di dalamnya. Sub sistem biaya berfungsi untuk mengukur biaya yang terjadi selama
    proses produksi terjadi. Unsur‐unsur pengendalian biaya ada dua yaitu standar kerja yang
    baik dan sistem untuk melaporkan rincian kegiatan saat terjadinya proses produksi yang
    akurat. Sub sistem biaya dibagi menjadi dua yaitu :
    ☺ Biaya Pemeliharaan
    Biaya pemeliharaan / biaya penyimpanan biasanya dinyatakan sebagai presentase biaya
    tahunan dari barang, mencakup kerusakan, pencurian, keusangan, pajak dan asuransi.
    ☺ Biaya Pembelian
    Mencakup biaya‐biaya yang terjadi saat material dipesan, waktu pembelian, biaya telp,
    biaya sekretaris, biaya formulir pesanan pembelian dan sebagainya.
    KOMPUTER SEBAGAI BAGIAN DARI SITEM FISIK
    Sistem informasi manufaktur menggunakan komputer baik secara konseptual maupun
    sebagai suatu elemen dalam sistem produksi fisik. Adapun yang termasuk dalam komputer
    sebagai bagian dari sistem fisik adalah :
    a. Computer Aided Design (CAD)
    Program komputer untuk menggambar suatu produk atau bagian dari suatu produk yang
    ingin digambarkan bisa diwakili oleh garis‐garis maupun simbol‐simbol yang memiliki
    Sistem Informasi Manufaktur 5
    makna tertentu. CAD bisa berupa gambar 2 dimensi dan gambar 3 dimensi. CAD yang lebih
    sering disebut Computer Aided Engineering (CAE), melibatkan penggunaan komputer
    untuk membantu rancangan produk yang dimanufaktur.
    CAD digunakan untuk merancang segala sesuatu dari struktur rumit seperti bangunan dan
    jembatan hingga bagian‐bagian kecil, memperbaiki gambar dengan menghaluskan garis.
    Setelah rancangan itu dimasukkan kedalam komputer, engineer dapat menempatkan
    rancangan itu pada berbagai pengujian untuk mendeteksi titik‐titik lemah, CAD bahkan
    dapat membuat bagian‐bagian tersebut bergerak seperti sedang digunakan. Ketika
    rancangan itu selesai, perangkat lunak CAD dapat mempersiapkan spesifikasi rinci yang
    diperlukan untuk memproduksi produk itu yang disimpan dalam database rancangan.
    CAD telah berevolusi dan terintegrasi dengan perangkat lunak CAE dan Integrasi itu
    dimungkinkan karena perangkat lunak CAD saat ini kebanyakan merupakan aplikasi
    gambar 3 dimensi atau biasa disebut solid modelling yang memungkinkan
    memvisualisasikan komponen dan rakitan yang kita buat secara realistik dan mempunyai
    properti seperti massa, volume, pusat gravitasi , luas permukaan dll.
    Contoh Pro/ENGINEER, AutoCAD, Solid Works, Catia, Unigraphics, ProgeCAD, dan ZWCAD.
    b. Computer Aided Manufacturing (CAM)
    Penerapan komputer dalam proses produksi dimana mesin yang dikendalikan komputer
    seperti bor dan mesin bubut menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi yang
    diperoleh dari database rancangan.
    Otomatisasi perusahaan sekarang ini disertai teknologi CAM, karena produksi dapat
    berlangsung lebih cepat dan tepat dibandingkan bila menerapkan tenaga manusia
    seutuhnya sehingga memungkinkan berkurangnya sisa bahan produksi yang tidak
    berguna. CAM biasanya digunakan oleh para insinyur dan arsitek dalam penerapannya.
    c. Robotik (Industrial Robots/IR)
    Penerapan komputer yang lain dalam pabrik adalah robotik industrial. Alat yang secara
    otomatis menjalankan tugas‐tugas tertentu dalam proses manufaktur yang
    memungkinkan perusahaan untuk memotong biaya dan mencapai tingkat kualitas yang
    tinggi, juga digunakan untuk melakukan pekerjaan yang mengandung resiko seperti
    melakukan pekerjaan di tempat yang bertemperatur tinggi sehingga mengakibatkan
    kinerja dan keefektifan robot kurang maksimal.
    KOMPUTER SEBAGAI SISTEM INFORMASI
    a. Sistem Pemesanan Kembali ( ReOrder
    Point/ROP)
    Sistem Informasi Manufaktur 6
    Setelah komputer pertama diterapkan dan berhasil dalam area akuntansi, komputer diberikan
    tugas mengendalikan persediaan. Pendekatan reaktif yg sederhana yaitu menunggu hingga
    saldo suatu jenis barang mencapai tingkat tertentu dan kemudian memicu pesanan pembelian
    atau suatu proses produksi. Tingkat barang yang berfungsi sebagai pemicu disebut titik
    pemesanan barang dan sistem yang mendasarkan keputusan pembelian pada titik pemesanan
    kembali disebut sistem titik pemesanan kembali (re‐order point/ROP). Beberapa istilah dalam
    ROP antara lain :
    􀂛 Stock‐out : kehabisan persediaan
    􀂛 Lead time : waktu yang dibutuhkan pemasok untuk mengisi pesanan
    􀂛 Safety stock : persediaan aman
    Rumus menghitung ROP :
    R = titik pemesanan kembali L = lead time pemasok S = tingkat safety stok ( dalam unit )
    U = tingkat pemakaian ( jumlah unit yang digunakan atau terjual setiap hari )
    Perusahaan biasanya melakukan pemesanan sebelum stok habis sama sekali, dengan
    demikian selalu ada kesempatan bagi perusahaan untuk melakukan kegiatannya sambil
    menunggu pengiriman dari pemasok yang belum datang, atau penggunaan stok akan dikurangi
    selama jangka lead time. Jika kekosongan stok terjadi, perusahaan tidak dapat menjalankan
    proses produksinya yang mengakibatkan perusahaan rugi.
    Dengan pengukuran yang teliti, maka bisa dilakukan pencadangan jumlah inventarisasi
    ekstra atau sering disebut safety stock.
    b. Material Requirement Planing (MRP)
    MRP dikembangkan pada tahun 1960‐an oleh Joseph Orlicky dari J.I case company. MRP
    adalah suatu strategi material proaktif yaitu mengidentifikasikan material, jumlah dan
    tanggal yang dibutuhkan. MRP mempunyai 4 komponen meliputi :
    1. Sistem penjadwalan produksi menghasilkan master jadwal produksi yang mencakup
    lead time terpanjang ditambah waktu produksi terpanjang.
    2. Sistem MRP menguraikan tagihan material. Mengubah kebutuhan bruto menjadi
    kebutuhan netto.
    3. Sistem perencanaan kebutuhan kapasitas bekerja dengan sistem MRP utk menjaga
    produksi dalam kapasitas pabrik. Menghasilkan output, melaporkan dan merencanakan
    jadwal pemesanan.
    R = LU + S
    Sistem Informasi Manufaktur 7
    4. Sistem pelepasan pesanan menghasilkan laporan untuk lantai kerja dan pembelian
    Gambar 2. Pemesanan Kembali tanpa cadangan dan dengan Cadangan
    Manfaat MRP bagi perusahaan :
    1. Perusahaan dalam mengelola materialnya secara lebih efisien
    2. Perusahaan dapat menghindari kehabisan persediaan barang
    3. Perusahaan mengetahui kebutuhan material di masa depan
    4. Pembeli dapat merundingkan perjanjian pembeli dengan pemasok.
    c. Manufacturing Resource Planning (MRP II)
    MRP II mengintegrasikan semua proses di dalam manufaktur yang berhubungan dengan
    manajemen material. MRP II dikembangkan oleh Oliver Wight dan George Plossy.
    Manfaat MRP II :
    1. Penggunaan sumber daya yang lebih efisien; mengurangi inventori, lebih sedikit waktu,
    lebih sedikit kemacetan.
    2. Perencanaan prioritas lebih baik; memulai produksi lebih cepat dan jadwal lebih fleksibel.
    3. Meningkatkan pelayanan pelanggan; sesuai tanggal pengiriman, meningkatkan kualitas,
    kemungkinan harga lebih rendah/murah.
    4. Meningkatkan moral dan semangat pekerja
    5. Informasi manajemen yang lebih baik
    Implementasikan MRP II dapat mencapai harapan yang maksimal pada tingkat keberhasilan
    tergantung pada penampilan dalam tiga area:
    • Komitmen manajemen puncak, dikemukakan ketika para eksekutif secara aktif ikut ambil
    bagian dalam steering committee, MRP II sebagai proyek yang paling diprioritaskan
    dalam perusahaan
    Sistem Informasi Manufaktur 8
    • Proses Implementasi, berlangsung dengan sangat baik bila seluruh area yang ada di
    perusahaan mempunyai wakilnya dalam team proyek tersebut sehingga dapat dilakukan
    analisis kebutuhan yang lengkap bagi pemakai.
    • Pemilihan software dan hardware, dapat dilakukan dengan baik bila RFP (request for
    proposal) formal dikirimkan kepada semua pemasok software dan hardware yang
    diminati.
    d. Pendekatan Just in Time (JIT)
    Pada pertengahan tahun 1980‐an para manajer Amerika Serikat mempelajari manajemen
    Jepang dan teknik organisasi untuk mendapatkan kunci keberhasilan penjualan mereka. Salah
    satu teknik tersebut adalah just in time (JIT). JIT menjaga arus bahan ke pabrik agar sampai
    yang terendah dengan cara menjadwalnya agar saat tiba di workstation (stasiun kerja) ”just in
    time” (tepat waktu). JIT berusaha untuk meminimalkan biaya inventarisasi dengan cara
    memproduksi dalam jumlah yang lebih kecil. Lot size (ukuran tumpukan) yang ideal akan
    menjadi satu dalam sistem JIT. Satu unit akan bergerak dari workstation ke workstation
    berikutnya sampai produksinya selesai.
    Pengaturan waktu menjadi kunci Penting saat Pasokan bahan mentah datang dari pemasok
    sebelum penjadwalan produksi mulai, tidak ada inventarisasi bahan mentah yang perlu
    dibicarakan. Jumlah bahan mentah yang sedikit diterima sekaligus, karena mungkin pemasok
    melakukan beberapa kali pengiriman selama satu hari. Kebalikannya dengan MRP yang
    menekankan perencanaan jangka panjang dan membutuhkan penggunaan komputer, maka JIT
    menekankan pengaturan waktu dan penggunaan tanda non komputer karena cukup
    menggunakan ”kanban” yang berarti kartu. Tujuan JIT adalah meminimalkan biaya persediaan
    dan penanganan (keamanan dan asuransi).

    0 komentar:

    Posting Komentar