Pages

Kamis, 12 November 2015

Tagged Under:

Aturan-Aturan Dasar Untuk Memberi Ukuran

By: TEKNIK On: 17.49
  • Share The Gag

  • ATURAN-ATURAN DASAR UNTUK MEMBERI UKURAN
    Memberi ukuran besaran-besaran geometrik dari bagian benda harus menentukan secara jelas tujuannya. Untuk itu semua bagian di dalam gambar harus dijelaskan sedetail mungkin agar gambar tersebut bila dibaca orang lain dapat dengan mudah dimengerti maksudnya. Menempatkan ukuran suatu objek dapat dilaksanakan pada masing-masing bagian disertai penunjukan ukuran antara garis sumbu dengan garis sumbu.
    9.1 GARIS UKUR DAN GARIS BANTU
    Untuk menentukan ukuran sebuah dimensi linier, ditarik garis-garis bantu melalui batas gambar pandangan benda, dan garis ukurnya ditarik tegak lurus; ada pengecualiannya, pada garis bantu (Gambar 9.1). Sebuah garis ukur, dengan mata panahnya, menunjukkan besarnya ukuran dari suatu permukaan atau garis sejajar dengan garis ukur. Garis bantu dan garis ukur ditarik dengan garis tipis.
    Garis bantu ditarik sedikit melebihi, kira-kira 2 mm, garis ukur.
    Dibeberapa negara seperti Amerika, garis bantu tidak langsung berhubungan dengan garis gambar, tetapi dengan jarak sedikit, untuk membedakan garis gambar dengan garis bantu.
    45
    Gambar 9.1: Garis ukur dan garis bantu
    9.2 TINGGI DAN ARAH ANGKA UKUR
    Angka ukur atau huruf-huruf harus digambar dengan jelas pada gambar aslinya maupun pada salinan gambar yang diperkecil. Oleh karena itu angka-angka dan huruf-huruf harus digambar sebesar mungkin.
    Angka-angka dan huruf-huruf harus diletakkan di tengah-tengah dan sedikit di atas garis ukur.
    Hampir seluruh ukuran dari gambar yang diperlukan merupakan ukuran horizontal atau vertikal. Ukuran yang pertama harus dapat dibaca dari bawah gambar, sedangkan ukuran yang kedua harus dapat dibaca dari sebelah kanan gambar, seperti pada Gambar 9.3. Ini berarti bahwa angka ukur horizontal harus terletak di atas garis ukur, dan ukuran vertikal harus terletak sebelah kiri garis ukur. Angka dan garis ukur mempunyai jarak sedikit.
    Angka-angka ukur yang tidak horizontal maupun vertikal, harus ditulis sesuai dengan garis ukurnya, seperti tampak pada Gambar 9.3. Sedapatnya ukuran-ukuran jangan diletakkan di daerah yang diarsir pada gambar 9.3, yaitu daerah antara sudut 300
    Ukuran sudut ditulis seperti pada Gambar 9.4 (a) atau (b). (hal 92) Disini garis ukurannya berupa garis lengkung. Azas dasar yang
    46
    harus dipertahankan di sini adalah bahwa garis ukur harus merupakan garis tulis. Jadi angka selalu harus di atas garis ukur, kecuali pada Gambar 9.5 (b).
    Gambar 9.2: Ukuran-ukuran normal
    Gambar 9.3: Memberi ukuran pada garis ukur miring
    47
    Gambar 9.4: Ukuran sudut
    9.3 UJUNG DAN PANGKAL GARIS UKUR
    Ujung dan pangkal dari garis ukur harus menunjukkan di mana garis ukur mulai dan berhenti. Ada tiga cara untuk menunjukkan ini, yaitu dengan anak panah tertutup, garis miring dan titik (Gambar 9.6). Cara dengan garis miring seperti pada Gambar 9.6 (b) banyak dipergunakan dalam bidang sipil dan arsitektur. Dalam bidang permesinan cara ini tidak dipergunakan, bentuk anak panah ditentukan oleh perbandingan panjang dan tebal sebagai 2 : 1, dan harus dihitamkan.
    Tanda titik dipakai bilamana tidak cukup tempat untuk menempatkan anah panah. Ini pada umumnya terdapat pada ukuran berantai, atau pangkal ukuran beruntun (Gambar 9.6 (c)).
    48
    Gambar 9.6: Ujung dan pangkal
    9.4 UKURAN DAN TOLERANSINYA
    Angka ukuran yang menunjukkan ukuran benda pada umumnya tidak dapat dipenuhi dengan tepat. Batas-batas ketidak tepatan ini harus dinyatakan dalam gambar juga. Cara-caranya diperlihatkan pada Gambar 9.7.
    (a) Ukuran dengan toleransinya, yang ditentukan dalam ISO 2769 “Penyimpanan ukuran yang diizinkan pada pengerjaan dengan mesin tanpa penentuan toleransinya” (Gambar 9.7 (a)).
    49
    (b) Ukuran dengan ketentuan toleransi linier (Gambar 9.7 (a))
    (c) Ukuran dengan lambang toleransi, yang menentukan toleransi, sesuai dengan ISO/R296 ‘ Sistim ISO tentang batas dan suaian: Bagian I Umum, toleransi dan penyimpangan” (Gambar 9.7 (c)).
    Ukuran teoritis tepat tanpa toleransi linier, yang ditentukan oleh ISO 1101/I “Toleransi bentuk dan posisi: Bagian I Umum, Penunjukan dalam gambar” (Gambar 9.7 (d)). Dalam hal ini toleransi posisi harus diterapkan pada posisi yang sebenarnya, yamg telah ditentukan oleh ukuran ini.
    (d) Ukuran yang biasanya tanpa toleransi; dipakai hanya sebagai bahan informasi (Gambar 9.7 (e)). Ini disebut dimensi referensi dan tidak menentukan operasi produksi atau pemeriksaan.
    Gambar 9.7: Macam-macam jenis ukuran dan toleransinya

    0 komentar:

    Posting Komentar