Kamis, 12 November 2015
Sistem Manufaktur
By:
TEKNIK
On: 21.56
SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKAKERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR
DEFINISI SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR
Sistem Informasi Manufaktur Definisi Sistem Informasi Manufaktur
By:
TEKNIK
On: 21.55
SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR
DEFINISI SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR
Manufaktur, dalam arti yang paling luas, adalah proses merubah bahan baku menjadi
produk. Proses ini meliputi:perancangan produk, pemilihan material dan tahap‐tahap proses
dimana produk tersebut dibuat.
Definisi manufaktur secara umum adalah suatu aktifitas yang kompleks yang
melibatkan berbagai variasi sumberdaya dan aktifitas perancangan produk, pembelian,
pemasaran, mesin dan perkakas, manufacturing, penjualan, perancangan proses, production
control, pengiriman material, support service, dan customer service.
Sistem Informasi Manufaktur adalah suatu sistem berbasis komputer yang bekerja
dalam hubungannya dengan sistem informasi fungsional lainnya untuk mendukung
manajemen perusahaan dalam pemecahan masalah yang berhubungan dengan manufaktur
produk perusahaan yang pada dasarnya tetap bertumpu pada input, proses dan output. Sistem
ini digunakan untuk mendukung fungsi produksi yang meliputi seluruh kegiatan yang terkait
dengan perencanaan dan pengendalian proses untuk memproduksi barang atau jasa
Ruang lingkup sistem informasi manufaktur meliputi Sistem perencanaan manufaktur,
Rencana produksi, Rencana tenaga kerja, Rencana kebutuhan bahan baku dan Sistem
pengendalian manufaktur.
MANFAAT SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR
Manfaat digunakannya sistem informasi manufaktur di dalam perusahaan adalah
sebagai berikut :
1. Hasil produksi perusahaan lebih cepat dan tepat waktu karena sistem informasi
manufaktur menggunakan komputer sebagai alat prosesnya.
2. Perusahaan lebih cepat memperoleh informasi yang akurat dan terpercaya.
3. Arsip lebih terstruktur karena menggunakan sistem database
4. Sistem informasi manufaktur yang berupa fisik robotik, hasil produksi semakin cepat,
tepat dan berkurangnya jumlah sisa bahan yang tidak terpakai.
MODEL SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR
ô€€£ Input Data/Informasi
Input data berupa data internal dan data eksternal, data internal merupakan data intern sistem
keseluruhan yang mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang berguna. Data
ini meliputi sumber daya manusia (SDM), material, mesin, dan hal lainnya yang mendukung
Sistem Informasi Manufaktur 2
proses secara keseluruhan seperti transportasi, spesifikasi kualitas material, frekuensi
perawatan, dan lain‐lain.
Data Eksternal perusahaan merupakan data yang berasal dari luar perusahaan (environment)
yang mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang berguna untuk perhitungan
cost dalam manufaktur mulai dari awal hingga akhir proses.. Contoh data eksternal adalah data
pemasok (supplier), kebijakan pemerintah tentang UMR, listrik, dll.
sumber internal
sumber eksternal
gambar 1. Model S I Manufaktur
ô€€£ Sub Sistem Input
Sub sistem input terdiri dari
a. Sistem informasi akuntansi
Mengumpulkan data intern yang menjelaskan operasi manufaktur dan data lingkungan
yang menjelaskan transaksi perusahaan dengan pemasok. Sebagai contoh, pegawai
produksi memasukan data ke dalam terminal dengan menggunakan kombinasi media yang
dapat dibaca mesin dan keyboard. Media berbentuk dokumen dengan bar code yang dapat
dibaca secara optik atau dengan tanda pensil yang dapat dibaca secara optik, dan kartu
plastik dengan garis‐garis catatan yang dapat dibaca secara magnetis. Setelah dibaca data
tersebut ditransmisikan kekomputer pusat untuk memperbarui database.
b. Sub sistem industrial engineering (IE)
Industrial Engineering merupakan analisis sistem yang terlatih khusus yang mempelajari
operasi manufaktur dan membuat saran‐saran perbaikan. Industrial engineering terdiri
dari proyek‐proyek pengumpulan data khusus dari dalam perusahaan yang menetapkan
berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk suatu produksi.
c. Sub sistem intelijen manufaktur
Sistem
informasi
akuntansi
Sub sistem
industrial
engineering
Sub sistem
intelijen
manufaktur
D
A
T
A
B
A
S
E
Sub sistem
persediaan
Sub sistem
biaya
Sub sistem
produksi
Sub sistem
kualitas
pemakai
Sistem Informasi Manufaktur 3
Subsistem intelijen manufaktur berfungsi agar manajemen manufaktur tetap mengetahui
perkembangan terakhir mengenai sumber‐sumber pekerja, material dan mesin. Adapun yang
termasuk dalam sub sistem intelijen manufaktur adalah :
1. Informasi pekerja, manajemen manufaktur harus memperhatikan serikat pekerja yang
mengorganisasikan para pekerja perusahaan. Baik dalam sistem kontrak, tak berjangka
maupun borongan.
2. Sistem formal, manajemen manufaktur memulai arus informasi pekerja dengan
menyiapkan permintaan pekerja yang dikirimkan ke departemen sumber daya manusia
dan data dari berbagai elemen lingkungan yang menghubungkan kepada pihak pelamar.
3. Sistem informal, arus informasi antar pekerja dan manajemen manufaktur sebagaian
besar bersifat informal arus itu berupa kontak harian antara pekerja dan manajer mereka.
Kegiatan‐kegiatan yang terjadi di dalam intelijen manufaktur :
♥ Pengumpulan (pendokumentasian) data dari lingkungan
♥ Pengujian data,
♥ Pemeliharaan data, untuk menjamin akurasi dan kemutakhiran data.
♥ Keamanan data, untuk menghindari kerusakan serta penyalahgunaan data.
♥ Pengambilan data dalam bentuk laporan, untuk memudahkan pengolahan data yang lain.
ô€€£ Sub Sistem Output
Adalah informasi yang dihasilkan dari hasil pengolahan data yang dapat dibagi menjadi 3
bagian yaitu produksi, persediaan dan kualitas, dimana ketiganya ini tidak meninggalkan unsur
biaya yang terjadi di dalamnya.
a. Sub sistem produksi
Adalah segala hal yang bersangkutan dengan proses yang terjadi disetiap divisi kerja
ataupun departemen yang mengukur produksi dalam hal waktu, menelusuri arus kerja dari
satu langkah ke langkah berikutnya.
b. Sub sistem persediaan
Tingkat persediaan perusahaan sangat penting karena menggambarkan investasi yang
besar dimana suatu barang dipengaruhi oleh jumlah unit yang dipesan dari pemasok setiap
kalinya, dan tingkat persediaan rata‐rata dapat diperkirakan dari separuh kuantitas
pesanan ditambah safety stock. Subsistem persediaan memberikan jumlah stok, biaya
holding, safety stock , dan lain‐lain berdasarkan hasil pengolahan data dari input, biasanya
memiliki proses pembelian (purchasing) dan penyimpanan (inventory). Dan fungsi dari sub
sistem persediaan adalah mengukur volume aktifitas produksi saat persediaan diubah dari
bahan mentah menjadi bahan jadi.
Sistem Informasi Manufaktur 4
c. Sub sistem kualitas
Adalah semua hal yang berhubungan dengan kualitas, baik waktu, biaya, performa kerja,
maupun pemilihan supplier. Fungsi dari sub sistem kualitas adalah mengukur kualitas
material saat material diubah. Banyak hal lain yang bukan unsur mutlak kualitas namun
perlu masuk dalam unsur kualitas seperti proses (Process Control), Perawatan
(Maintenance), dan Spesifikasi (Specification) baik produk jadi maupun material. Sub
sistem kualitas mempunyai pendekatan khusus untuk meningkatkan kualitas produksinya
dengan menggunakan total quality management (TQM) yaitu manajemen keseluruhan
perusahaan sehingga perusahaan unggul dalam semua dimensi produk dan jasa yang
penting bagi semua pelanggan. Keyakinan dasar yang melandasi TQM adalah :
􀂛 Kualitas ditentukan oleh pelanggan dan manajemen yang digunakan
􀂛 Kualitas dicapai oleh manajemen
􀂛 Kualitas adalah seluruh tanggung jawab seluruh penghuni perusahaan
d. Sub sistem biaya
Komponen biaya termasuk dalam semua subsistem yang ada. Tujuan perusahaan
manufaktur secara umum adalah mencapai keuntungan dari hasil penjualan produknya.
Oleh karena itu, sebuah sistem informasi tidak akan pernah terlepas unsur biaya yang
terjadi di dalamnya. Sub sistem biaya berfungsi untuk mengukur biaya yang terjadi selama
proses produksi terjadi. Unsur‐unsur pengendalian biaya ada dua yaitu standar kerja yang
baik dan sistem untuk melaporkan rincian kegiatan saat terjadinya proses produksi yang
akurat. Sub sistem biaya dibagi menjadi dua yaitu :
☺ Biaya Pemeliharaan
Biaya pemeliharaan / biaya penyimpanan biasanya dinyatakan sebagai presentase biaya
tahunan dari barang, mencakup kerusakan, pencurian, keusangan, pajak dan asuransi.
☺ Biaya Pembelian
Mencakup biaya‐biaya yang terjadi saat material dipesan, waktu pembelian, biaya telp,
biaya sekretaris, biaya formulir pesanan pembelian dan sebagainya.
KOMPUTER SEBAGAI BAGIAN DARI SITEM FISIK
Sistem informasi manufaktur menggunakan komputer baik secara konseptual maupun
sebagai suatu elemen dalam sistem produksi fisik. Adapun yang termasuk dalam komputer
sebagai bagian dari sistem fisik adalah :
a. Computer Aided Design (CAD)
Program komputer untuk menggambar suatu produk atau bagian dari suatu produk yang
ingin digambarkan bisa diwakili oleh garis‐garis maupun simbol‐simbol yang memiliki
Sistem Informasi Manufaktur 5
makna tertentu. CAD bisa berupa gambar 2 dimensi dan gambar 3 dimensi. CAD yang lebih
sering disebut Computer Aided Engineering (CAE), melibatkan penggunaan komputer
untuk membantu rancangan produk yang dimanufaktur.
CAD digunakan untuk merancang segala sesuatu dari struktur rumit seperti bangunan dan
jembatan hingga bagian‐bagian kecil, memperbaiki gambar dengan menghaluskan garis.
Setelah rancangan itu dimasukkan kedalam komputer, engineer dapat menempatkan
rancangan itu pada berbagai pengujian untuk mendeteksi titik‐titik lemah, CAD bahkan
dapat membuat bagian‐bagian tersebut bergerak seperti sedang digunakan. Ketika
rancangan itu selesai, perangkat lunak CAD dapat mempersiapkan spesifikasi rinci yang
diperlukan untuk memproduksi produk itu yang disimpan dalam database rancangan.
CAD telah berevolusi dan terintegrasi dengan perangkat lunak CAE dan Integrasi itu
dimungkinkan karena perangkat lunak CAD saat ini kebanyakan merupakan aplikasi
gambar 3 dimensi atau biasa disebut solid modelling yang memungkinkan
memvisualisasikan komponen dan rakitan yang kita buat secara realistik dan mempunyai
properti seperti massa, volume, pusat gravitasi , luas permukaan dll.
Contoh Pro/ENGINEER, AutoCAD, Solid Works, Catia, Unigraphics, ProgeCAD, dan ZWCAD.
b. Computer Aided Manufacturing (CAM)
Penerapan komputer dalam proses produksi dimana mesin yang dikendalikan komputer
seperti bor dan mesin bubut menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi yang
diperoleh dari database rancangan.
Otomatisasi perusahaan sekarang ini disertai teknologi CAM, karena produksi dapat
berlangsung lebih cepat dan tepat dibandingkan bila menerapkan tenaga manusia
seutuhnya sehingga memungkinkan berkurangnya sisa bahan produksi yang tidak
berguna. CAM biasanya digunakan oleh para insinyur dan arsitek dalam penerapannya.
c. Robotik (Industrial Robots/IR)
Penerapan komputer yang lain dalam pabrik adalah robotik industrial. Alat yang secara
otomatis menjalankan tugas‐tugas tertentu dalam proses manufaktur yang
memungkinkan perusahaan untuk memotong biaya dan mencapai tingkat kualitas yang
tinggi, juga digunakan untuk melakukan pekerjaan yang mengandung resiko seperti
melakukan pekerjaan di tempat yang bertemperatur tinggi sehingga mengakibatkan
kinerja dan keefektifan robot kurang maksimal.
KOMPUTER SEBAGAI SISTEM INFORMASI
a. Sistem Pemesanan Kembali ( ReOrder
Point/ROP)
Sistem Informasi Manufaktur 6
Setelah komputer pertama diterapkan dan berhasil dalam area akuntansi, komputer diberikan
tugas mengendalikan persediaan. Pendekatan reaktif yg sederhana yaitu menunggu hingga
saldo suatu jenis barang mencapai tingkat tertentu dan kemudian memicu pesanan pembelian
atau suatu proses produksi. Tingkat barang yang berfungsi sebagai pemicu disebut titik
pemesanan barang dan sistem yang mendasarkan keputusan pembelian pada titik pemesanan
kembali disebut sistem titik pemesanan kembali (re‐order point/ROP). Beberapa istilah dalam
ROP antara lain :
ô€‚› Stock‐out : kehabisan persediaan
􀂛 Lead time : waktu yang dibutuhkan pemasok untuk mengisi pesanan
􀂛 Safety stock : persediaan aman
Rumus menghitung ROP :
R = titik pemesanan kembali L = lead time pemasok S = tingkat safety stok ( dalam unit )
U = tingkat pemakaian ( jumlah unit yang digunakan atau terjual setiap hari )
Perusahaan biasanya melakukan pemesanan sebelum stok habis sama sekali, dengan
demikian selalu ada kesempatan bagi perusahaan untuk melakukan kegiatannya sambil
menunggu pengiriman dari pemasok yang belum datang, atau penggunaan stok akan dikurangi
selama jangka lead time. Jika kekosongan stok terjadi, perusahaan tidak dapat menjalankan
proses produksinya yang mengakibatkan perusahaan rugi.
Dengan pengukuran yang teliti, maka bisa dilakukan pencadangan jumlah inventarisasi
ekstra atau sering disebut safety stock.
b. Material Requirement Planing (MRP)
MRP dikembangkan pada tahun 1960‐an oleh Joseph Orlicky dari J.I case company. MRP
adalah suatu strategi material proaktif yaitu mengidentifikasikan material, jumlah dan
tanggal yang dibutuhkan. MRP mempunyai 4 komponen meliputi :
1. Sistem penjadwalan produksi menghasilkan master jadwal produksi yang mencakup
lead time terpanjang ditambah waktu produksi terpanjang.
2. Sistem MRP menguraikan tagihan material. Mengubah kebutuhan bruto menjadi
kebutuhan netto.
3. Sistem perencanaan kebutuhan kapasitas bekerja dengan sistem MRP utk menjaga
produksi dalam kapasitas pabrik. Menghasilkan output, melaporkan dan merencanakan
jadwal pemesanan.
R = LU + S
Sistem Informasi Manufaktur 7
4. Sistem pelepasan pesanan menghasilkan laporan untuk lantai kerja dan pembelian
Gambar 2. Pemesanan Kembali tanpa cadangan dan dengan Cadangan
Manfaat MRP bagi perusahaan :
1. Perusahaan dalam mengelola materialnya secara lebih efisien
2. Perusahaan dapat menghindari kehabisan persediaan barang
3. Perusahaan mengetahui kebutuhan material di masa depan
4. Pembeli dapat merundingkan perjanjian pembeli dengan pemasok.
c. Manufacturing Resource Planning (MRP II)
MRP II mengintegrasikan semua proses di dalam manufaktur yang berhubungan dengan
manajemen material. MRP II dikembangkan oleh Oliver Wight dan George Plossy.
Manfaat MRP II :
1. Penggunaan sumber daya yang lebih efisien; mengurangi inventori, lebih sedikit waktu,
lebih sedikit kemacetan.
2. Perencanaan prioritas lebih baik; memulai produksi lebih cepat dan jadwal lebih fleksibel.
3. Meningkatkan pelayanan pelanggan; sesuai tanggal pengiriman, meningkatkan kualitas,
kemungkinan harga lebih rendah/murah.
4. Meningkatkan moral dan semangat pekerja
5. Informasi manajemen yang lebih baik
Implementasikan MRP II dapat mencapai harapan yang maksimal pada tingkat keberhasilan
tergantung pada penampilan dalam tiga area:
• Komitmen manajemen puncak, dikemukakan ketika para eksekutif secara aktif ikut ambil
bagian dalam steering committee, MRP II sebagai proyek yang paling diprioritaskan
dalam perusahaan
Sistem Informasi Manufaktur 8
• Proses Implementasi, berlangsung dengan sangat baik bila seluruh area yang ada di
perusahaan mempunyai wakilnya dalam team proyek tersebut sehingga dapat dilakukan
analisis kebutuhan yang lengkap bagi pemakai.
• Pemilihan software dan hardware, dapat dilakukan dengan baik bila RFP (request for
proposal) formal dikirimkan kepada semua pemasok software dan hardware yang
diminati.
d. Pendekatan Just in Time (JIT)
Pada pertengahan tahun 1980‐an para manajer Amerika Serikat mempelajari manajemen
Jepang dan teknik organisasi untuk mendapatkan kunci keberhasilan penjualan mereka. Salah
satu teknik tersebut adalah just in time (JIT). JIT menjaga arus bahan ke pabrik agar sampai
yang terendah dengan cara menjadwalnya agar saat tiba di workstation (stasiun kerja) ”just in
time” (tepat waktu). JIT berusaha untuk meminimalkan biaya inventarisasi dengan cara
memproduksi dalam jumlah yang lebih kecil. Lot size (ukuran tumpukan) yang ideal akan
menjadi satu dalam sistem JIT. Satu unit akan bergerak dari workstation ke workstation
berikutnya sampai produksinya selesai.
Pengaturan waktu menjadi kunci Penting saat Pasokan bahan mentah datang dari pemasok
sebelum penjadwalan produksi mulai, tidak ada inventarisasi bahan mentah yang perlu
dibicarakan. Jumlah bahan mentah yang sedikit diterima sekaligus, karena mungkin pemasok
melakukan beberapa kali pengiriman selama satu hari. Kebalikannya dengan MRP yang
menekankan perencanaan jangka panjang dan membutuhkan penggunaan komputer, maka JIT
menekankan pengaturan waktu dan penggunaan tanda non komputer karena cukup
menggunakan ”kanban” yang berarti kartu. Tujuan JIT adalah meminimalkan biaya persediaan
dan penanganan (keamanan dan asuransi).
Sistem Informasi Manufaktur Dalam Kerangka Kerja Sistem Informasi Manajemen
By:
TEKNIK
On: 21.52
SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA
KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
1. PENDAHULUAN
Dunia Industri selalu menghubungkan pemikiran kita kepada sebuah prosedur input,
proses, output. Data merupakan sebuah input yang pada akhirnya akan menjadi sebuah
informasi melalui sebuah proses sistem manajemen yang biasa disebut Database
Management System (DBMS).
Data mudah untuk didapatkan. Tetapi, informasi susah untuk dicari. Proses
mengubah data menjadi informasi perlu melalui sebuah sistem yang memiliki
kompleksitas yang tinggi. Sistem Informasi Manajemen (SIM) menjadi perangkat utama
pencetak informasi untuk pengambilan keputusan bagi perkembangan perusahan.
Perusahaan manufaktur memerlukan informasi untuk melangsungkan roda
industrinya. Tanpa informasi yang akurat, perusahaan tidak dapat menentukan kebijakan,
keputusan, bahkan peraturan yang dapat menunjang perbaikan maupun perkembangan
perusahaan.
Oleh karena itu, perusahaan manufaktur perlu memiliki sebuah sistem informasi
yang dikhususkan pada departemen atau bagian manufaktur. Hal ini diperlukan untuk
membentuk proses bisnis yang lebih menguntungkan bagi perusahaan.
SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (Bernardo N. Yahya)
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/industrial
81
2. SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR
Sistem Informasi Manufaktur (SIMa) termasuk dalam kerangka kerja Sistem
Informasi Manajemen (SIM) secara keseluruhan. SIMa lebih menekankan kepada proses
produksi yang terjadi dalam sebuah lantai produksi, mulai dari input bahan mentah
hingga output barang jadi, dengan mempertimbangkan semua proses yang terjadi.
Gambar 1. Bagan Arus Data menjadi Informasi untuk SIMa
2.1 Input
Data Internal perusahaan merupakan data intern sistem keseluruhan yang
mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang berguna. Data ini meliputi
sumber daya manusia (SDM), material, mesin, dan hal lainnya yang mendukung proses
secara keseluruhan seperti transportasi, spesifikasi kualitas material, frekuensi perawatan,
dan lain-lain.
Data Eksternal perusahaan merupakan data yang berasal dari luar perusahaan
(environment) yang mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang berguna.
Contoh data eksternal adalah data pemasok (supplier), kebijakan pemerintah tentang
UMR, listrik, dll.Data-data ini biasanya berguna untuk perhitungan cost dalam
manufaktur mulai dari awal hingga akhir proses.
Data awal ini dapat diperoleh sejak awal perusahaan berdiri maupun pada saat proses
produksi berlangsung, kemudian data-data yang diperlukan didokumentasikan ke dalam
sebuah database. Namun, apakah kita bisa mendefinisikan data apa saja yang perlu kita
catat ke dalam sebuah database?
Oleh karena abstrak dan banyaknya data yang harus didokumentasi, maka kita harus
bisa mendefinisikan tujuan akhir dari informasi yang hendak kita buat. Pihak manajemen
puncak (eksekutif) harus memberikan pedoman kepada pihak manajemen informasi untuk
membuat sebuah sistem informasi yang dikehendaki. Setelah itu, pihak manajemen
informasi dapat memutuskan untuk mengumpulkan data yang seperti apa untuk dapat
menghasilkan informasi seperti yang diharapkan oleh pihak eksekutif.
JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 3, NO. 2, DESEMBER 2001: 80 - 86
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/industrial
82
2.2 Proses
Proses pengolahan data menjadi informasi selalu diidentikkan dengan Database
Management System (DBMS). DBMS ini identik dengan manajemen data, dimana data
yang ada harus dijamin akurasi, kemutakhiran, keamanan, dan ketersediaannya bagi
pemakai.
Kegiatan yang terjadi di dalam manajemen data adalah :
1. Pengumpulan (pendokumentasian) data
2. Pengujian data, agar tidak terjadi inkonsistensi data
3. Pemeliharaan data, untuk menjamin akurasi dan kemutakhiran data.
4. Keamanan data, untuk menghindari kerusakan serta penyalahgunaan data.
5. Pengambilan data, bisa dalam bentuk laporan, untuk memudahkan pengolahan data
yang lain.
Seperti halnya data input, pengolahan data menjadi informasi memerlukan proses
khusus dengan menggunakan metode perhitungan yang sesuai dengan kebutuhan industri
yang bersangkutan. Apabila kita belum mengetahui keinginan informasi dari pihak
eksekutif, pengolahan data yang ada dapat menimbulkan cost yang inefektif dan
inefisiensi.
2.3 Output
Informasi yang dihasilkan dari hasil pengolahan data perlu diklasifikasikan
berdasarkan beberapa subsistem. Dalam hal ini, penulis mengklasifikasikan output data
menjadi 3 bagian yaitu persediaan, produksi dan kualitas, dimana ketiganya ini tidak
meninggalkan unsur biaya yang terjadi di dalamnya.
2.3.1 Persediaan
Subsistem persediaan memiliki definisi setiap produk yang ada dalam perusahaan
baik yang disimpan ataupun akan dibutuhkan. Subsistem persediaan memberikan jumlah
stok, biaya holding, safety stock , dan lain-lain berdasarkan hasil pengolahan data dari
input.
Subsistem persediaan biasanya memiliki proses pembelian (purchasing) dan
penyimpanan (inventory). Proses yang lain dapat dikembangkan sesuai kebutuhan
perusahaan, namun kedua proses ini sudah cukup mewakili keseluruhan proses dalam
subsistem persediaan.
Dalam proses pembelian, pihak manajemen informasi perlu mendokumentasi proses
pemilihan pemasok hingga kedatangan material dari pemasok untuk kemudian diproses di
dalam lantai produksi.
Proses pembelian perlu diperhitungkan dengan mempertimbangkan korelasi antara
pembelian dan penyimpanan. Apabila jumlah penyimpanan kecil, maka frekuensi
pembelian diperkirakan semakin banyak (dengan kuantitas produk yang sedikit) dan
biaya semakin besar,. Namun apabila jumlah penyimpanan besar, maka frekuensi
pembelian sedikit (dengan kuantitas produk yang banyak) dan biaya dapat ditekan, tapi
biaya penyimpanan juga bertambah.
SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (Bernardo N. Yahya)
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/industrial
83
Gambar 2. Hubungan Penyimpanan dan Biaya Pembelian
Perbandingan terbalik antara penyimpanan dan pembelian ini perlu dihitung untuk
mencari titik optimal untuk pembelian dan titik optimal untuk penyimpanan agar tidak
terjadi pembengkakan cost.
Proses penyimpanan juga memiliki peran dalam subsistem persediaan. Penyimpanan
yang terlalu banyak (berlebihan) dapat mengakibatkan biaya (perawatan, kerusakan, dll),
sehingga kuantitas penyimpanan perlu diperkirakan sesuai dengan kapasitas gudang.
2.3.2 Produksi
Subsistem produksi perlu didokumentasikan dan perlu dijadikan sebuah informasi
untuk mendukung para eksekutif dalam menentukan keputusannya. Definisi dari
subsistem produksi adalah segala hal yang bersangkut paut dengan proses yang terjadi di
setiap stasiun kerja ataupun departemen. Informasi yang perlu untuk user adalah
penjadualan produksi (scheduling) dan transaksi (transaction) antar stasiun kerja.
Penjadualan produksi perlu memperhitungkan data demand dan kapasitas produksi.
Data ini biasanya diambil dari pihak marketing yang mengetahui peramalan pasar
mendatang, sehingga produk tidak terlalu banyak ataupun terlalu disedikit diproduksi.
Selain berhubungan dengan pihak marketing, penjadualan produksi berhubungan
dengan pihak Human Resource dalam hal jumlah karyawan yang bekerja, kualifikasi
karyawan, shift kerja ,dll. Meski jumlah karyawan sedikit, apabila kualifikasi baik, maka
hasil produksi pun berkualitas. Oleh karena itu, performance pekerja menentukan
penjadualan produksi.
Bill of Material (BOM) berhubungan sekali dengan penjadualan produksi. Hubungan
erat antara penjadualan dan persediaan dapat direlasikan melalui BOM. Tingkat
persediaan akan mempengaruhi jadual produksi, sehingga BOM setiap produk perlu
dirinci agar tidak terjadi keterlambatan produksi. Keterlambatan komponen setiap produk
dapat dilihat dari hasil pengolahan data, sehingga setiap kesalahan dapat diperbaiki untuk
periode penjadualan berikutnya.
Keterkaitan antar stasiun kerja perlu didukung oleh sistem yang baik. Just In Time
(JIT) yang dipublikasikan oleh Jepang, menjadi sistem yang cukup terkenal di perusahaan
besar karena adanya proses informasi yang akan mengurangi keterlambatan pengiriman
produk ke stasiun kerja berikutnya (sistem kanban).
Dalam SIMa pun perlu didokumentasikan setiap proses transaksi (arus ambil, terima,
retur antar stasiun kerja) yang terjadi untuk menjaga kemungkinan terjadi kesalahan
pengiriman, kerusakan pada waktu pengiriman, dll. Proses transaksi pun perlu mengatur
sistem dokumentasi penyimpanan WIP dan barang jadi yang akan diproses lebih lanjut
agar produk tersebut terhindar dari kerusakan maupun hal-hal yang tidak diinginkan.
Penyimpanan B. Pembelian
Penyimpanan B. Pembelian
JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 3, NO. 2, DESEMBER 2001: 80 - 86
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/industrial
84
2.3.3 Kualitas
Subsistem kualitas memiliki definisi yang sangat kompleks. Semua hal berhubungan
dengan kualitas, baik waktu, biaya, performa kerja, maupun pemilihan supplier. Banyak
hal lain yang bukan definisi mutlak kualitas namun perlu masuk dalam unsur kualitas
seperti proses perawatan.
Proses yang perlu didokumentasi dalam subsistem ini adalah kontrol proses (Process
Control), Perawatan (Maintenance), dan Spesifikasi (Specification) baik produk jadi
maupun material. Masih banyak hal lain yang perlu didokumentasi, namun secara
keseluruhan, tiga proses ini dapat mencerminkan kualitas produk yang dihasilkan.
Proses perawatan termasuk dalam bagian kualitas karena gangguan proses yang
terbesar di lantai produksi adalah karena masalah perawatan mesin. Proses perawatan ini
berhubungan dengan umur ekonomis mesin, sekaligus berhubungan dengan lamanya
perawatan yang dilakukan. Informasi mengenai proses perawatan akan sangat
mendukung penjadualan produksi, sehingga tidak terlalu banyak preemption (penghentian
proses) dalam setiap stasiun kerja.
Proses produksi yang terjadi di setiap stasiun kerja perlu didokumentasi agar
nantinya dapat menjadi informasi, stasiun kerja mana yang paling berpengaruh terhadap
kualitas produk saat ini. Penentuan ini dapat dilakukan dengan pencatatan produk cacat
yang terjadi di setiap stasiun kerja.
Kualitas sebuah produk sangat ditentukan oleh keinginan konsumen. Konsumen
memiliki standar kepuasan yang diterjemahkan ke dalam spesifikasi, dan spesifikasi
tersebut menjadi tolok ukur kualitas sebuah produk. Dokumentasi spesifikasi produk yang
dihasilkan dapat menjadi tolok ukur kualitas proses produksi yang sedang berjalan saat
ini. Informasi mengenai spesifikasi produk yang ada saat ini pun dapat menjadi pemikiran
strategis untuk kebijakan perusahaan di masa mendatang.
2.4 Biaya
Komponen biaya termasuk dalam semua subsistem yang ada. Tujuan perusahaan
manufaktur secara umum adalah mencapai keuntungan dari hasil penjualan produknya.
Oleh karena itu, sebuah sistem informasi tidak akan pernah terlepas unsur biaya yang
terjadi di dalamnya.
Bagan sistem informasi manufaktur diatas menggambarkan bahwa biaya merupakan
komponen yang melingkupi keseluruhan output informasi tersebut, dan biaya juga
termasuk dalam setiap komponen subsistem tersebut. Maksudnya, dalam menghasilkan
informasi untuk setiap subsistem memerlukan biaya yang besar dan sekaligus ada biaya
yang dapat direduksi dari hasil informasi yang didapatkan dari sistem yang ada.
3. KOMITMEN PERUSAHAAN
Sistem Informasi Manufaktur adalah sebuah sistem yang cukup kompleks. Sistem ini
dapat berjalan dengan baik apabila semua proses didukung dengan teknologi yang tinggi,
sumber daya yang berkualitas, dan yang paling penting adalah komitmen perusahaan.
Sistem Informasi Manufaktur merupakan subsistem dari sistem informasi
manajemen secara keseluruhan. SIMa ini berguna untuk memperbaiki proses produk yang
SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (Bernardo N. Yahya)
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/industrial
85
terjadi untuk mendukung visi, misi, strategi, bahkan tujuan perusahaan untuk
mendapatkan keuntungan yang besar.
Pembentukan SIMa ini tidak akan terlepas dari peran seorang Industrial Engineer.
Kompleksitas sistem ini hanya dapat dibuat dengan pengetahuan praktis dari setiap
personel perusahaan digabungkan dengan pengetahuan teori oleh pihak akademisi atau
pihak yang mengerti mengenai sistem informasi ini. Maka dari itu, SIMa dapat menjadi
sebuah ujung tombak ataupun sebuah pondasi perusahaan untuk dapat survive dari krisis
yang berkepanjangan.
4. KESIMPULAN
Sistem merupakan kesatuan banyak hal yang terintegrasi untuk menjadi sebuah
fungsi atau menghasilkan tujuan tertentu. Sistem Informasi Manufaktur (SIMa) bertujuan
menghasilkan informasi manufaktur yang berguna untuk perusahaan.
Kegiatan manufaktur mendukung proses bisnis sebuah perusahaan. Kegiatan ini
perlu diperhatikan untuk kelangsungan perusahaan. Oleh karena itu, komitmen
perusahaan untuk menjalankan sistem informasi manufaktur haruslah sangat tinggi agar
proses yang terjadi di lantai produksi menjadi menguntungkan bagi perusahaan.
Sumber daya manusia adan teknologi merupakan komponen yang terintegrasi untuk
menjalnkan sistem informasi manufaktur ini. Komponen ini merupakan komponen
pendukung sekaligus komponen utama untuk melaksanakan SIMa.
SIMa dalam sebuah industri perlu mendokumentasikan semua data mulai dari input,
proses, hingga output produksi agar didapatkan hasil (informasi) yang sesuai dengan
keinginan perusahaan. Setiap komponen data dapat menunjang proses pengolahan untuk
menjadi informasi yang berguna bagi departemen persediaan, departemen produksi dan
juga departemen kualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Pohan, H. I., dan K. S. Bahri, 1977. Pengantar Perancangan Sistem, Erlangga.
Macleod, R., 1995. Sistem Informasi Manajemen (II), jakarta: PT. Prenhallindo.
Turner, W. C., J. H. Mize, and K. Case, 1978. Introduction to Industrial & System
Engineering, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Resume Cybergeddon
By:
TEKNIK
On: 21.46
Sebuah film yang memperlihatkan bagaimana seseorang yang berinteraksi di dunia maya, menyalahgunakan hal tersebut kearah yang negatif untuk menjadi seorang kriminal, ketika semuanya sudah bergantung kepada jaringan internet. suatu saat yang terjadi bukan lagi perang dengan senjata, tetapi perang terjadi hanya melalui jaringan internet.
Dimana sebuah dunia bisa hancur hanya dengan internet, internet bisa menjadi sesuatu hal yang paling mengacam di kehidupan kita kelak nanti, tergantung orang yang menggunakan internet itu untutk hal-hal yang negatif atau positif.
Diperlihatkan di dalam film disana bagaimana virus bisa mengedalikan semua jaringan komputer dan semua sistem elektronik berjaringan internet, sebuah virus yang bisa jadi ancaman dan sebuah viruspun bisa mengubah dunia.
Jadi di era perkembangan internet yang semakin berkembang ini apapun bisa terjadi hanya melalui jaringan internet, bisa mengubah seseorang menjadi orang yang jahat dengan menyalahgunakan internet atau seseorang yang baik bisa memanfaatkan internet terhadap hal-hal positif.
1.1 Sains, Teknologi Dan Engineering
By:
TEKNIK
On: 19.01
Manusia hidup dalam ligkungannya dan selaluy berupaya memanfaatkan segala uang ada di dalamnya untuk memenuhi kebutuhgan mereka yang cepat atau lambat terus mengalami perubahan. Keinginan manusia pada awalnya hanya terbatas pada dua dimensi dasar yang bersifat simultan yaitu ketersediaan barang/jasa yang siap untuk di konsunsi dan keragaman barang/jasa untuk memberi mereka piulihan-pilihan yang lebih sesuia dengan selera mereka.
Menyadari kenyataan di atas, manusia kemudian mencoba mengamati secra seksama dan mencatat kejadian atau peristiwa -peristiwa yang mereka lihat dan rasakan dari proses interaksinya dengan alam dalam menghasilkan barang dan jasa yang mereka butuhkan. Peristiwa yang dimaksud alah seperti terjadinya proses alami tentang tumbuhnya padi mulai dari sebutir yang berubah bentuk menjadi kecambah , terus menjadi tanaman muda sampai berbuah dan menghasilkan padi yang seperti asalnya dengan jumlah yang lebih banyak. Pengetahuan tentang proses alami yang diperoleh berdasarkan observasi atau pengalaman di susun secara sistematis atau yang disebut sains (sains) atau juga disebut pengetahuan ilmiah (scientific knowledge).
Pengetahuan atau sains tentang fungsi tudung akar tanaman yang menghisap unsur makro dan mikro dari dalam tanah misalnya mendorong manusia untuk menambahkan zat tersebut ke sebagai pupuk ke dalam tanah ndi sekitar tanaman agar tanaman lebih subur.
Teknologi adalah aplikasi dari sains untuk pemecahan masalah-masalah praktis dalam kehidupan manusia. Kata 'masalah praktis' dalam konteks ini mempunyai arti sebagai masalah 'dunia nyata' atau masalah yang di rasakan secra langsung oleh manusia yang di rasakan secra langsung oleh manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Beberapa contoh masalah misalnya ialah masalah kesehatan, pendidikan, produksi dan lain-lain.
Dengan Teknologi , masalah-masalah yang berkaitan dengan jumlah, keragaman dan mutu produksi yang di hasilkan semakin mudah diatasi dalam arti hasil yang diperoleh manusia dari proses produksi alamiahnya semakin mendekati harapan. Namun demikian kepuasan manusia apa yang telah di capai seakan-akan tidak pernah terpenuhi seutuhnya. Untuk mencapai kondisi tersebut , teknologi yang digunakan harus sedemikian rupa agar semakin berdaya guna dan berhasil guna dalam memnuhi keinginan dan harapan tersebut. Proses penyesuian teknologi agar dapat lebih berdaya guna (efesien) dan berhasil guna (efektif) dalam proses produksi tersebut disebut perekayasaan (engineering). Kedua istilah teknologi dan perekayasaan secara bersama-sama sering disebut keteknikan.
Berbeda dengan sains yang bentuknya sangat abstrak, teknologi sering di kenal dalam bentuk fisik seperti mesin/atau peralatan misalnya mesin bubut atau generator listrik dan bahan-bahan standar seperti pupuk, obat-obatan, gasoline dan lain-lain. dalam era pengetahuan maju ini, pengertian teknologi telah berkembang tidak terbatas hanya pada perangkat keras (hard technology) seperti mesin-mesin yang telah di sebutkan di atas tetapi juga dalam bentuk perangkat lunak (soft technology) seperti perangkat lunak komputer (computer software).
Toleransi
By:
TEKNIK
On: 17.54
TOLERANSI
Toleransi Linier (Linier Tolerances)
Sampai saat ini, untuk membuat suatu benda kerja, sulit sekali untuk
mencapai ukuran dengan tepat, hal ini disebabkan antara lain oleh :
a) Kesalahan melihat alat ukur
b) Kondisi alat/mesin
c) Terjadi perubahan suhu pada waktu penyayatan/pengerjaan benda
kerja.
Berdasarkan paparan tersebut, setiap ukuran dasar harus diberi dua penyimpangan izin yaitu penyimpangan atas dan penyimpangan bawah. Perbedaan antara penyimpangan atas dan penyimpangan bawah adalah toleransi. Tujuan penting toleransi ini adalah agar benda kerja dapat diproduksi secara massal pada tempat yang berbeda dan tetap dapat memenuhi fungsinya, terutama fungsi mampu tukar, seperti pada suku cadang mesin otomotif yang diperdagangkan.
Istilah dalam Toleransi
Pengertian istilah dalam lingkup toleransi dapat dilihat pada gambar dan paparan berikut ini.
Ud
= ukuran dasar (nominal), ukuran yang dibaca tanpa penyimpangan
Pa
=
penyimpangan atas (upper allowance), penyimpangan terbesar yang
diizinkan
Pb
=
penyimpangan bawah
(lower allowance) penyimpangan terkecil yang
diizinkan .
Umaks =ukuran maksimum izin, penjumlahan antara ukuran dasar dengan penyimpangan atas
Umin = ukuran minimum izin, penjumlahan antara ukuran dasar dengan penyimpangan bawah.
TL = toleransi lubang; TP = toleransi poros : perbedaan antara penyimpangan atas dengan penyimpangan bawah atau
perbedaan antara ukuran maksimum dengan ukuran minimum izin.
GN = garis nol, ke atas daerah positif dan kebawah daerah negatif.
US = ukuran sesungguhnya, ukuran dari hasil pengukuran benda kerja setelah diproduksi, terletak diantara ukuran minimum izin sampai dengan ukuran maksimum izin.
2) Toleransi Umum
Toleransi umum ialah toleransi yang mengikat beberapa ukuran dasar, sedangkan toleransi khusus hanya mewakili ukuran dasar dengan toleransi tersebut dicantumkan. Berikut disampaikan tabel toleransi umum yang standar pada gambar kerja kualitas toleransi umum dipilih antara teliti, sedang atau kasar. Yang paling sering dipilih adalah kualitas sedang (medium).
Tabel Toleransi Umum
Ukuran Nominal (mm)
>0,5-3
>3-6
>6-30
>30-120
>120-315
>315-1000
>1000-2000
Teliti
±0,05
±0,05
±0,1
±0,15
±0,2
±0,3
±0,5
Sedang
±0,1
±0,1
±0,2
±0,3
±0,5
±0,8
±1,2
Penyimpangan yang Diizinkan
Kasar
-
±0,2
±0,5
±0,8
±1,2
±2
±3
Tabel Toleransi Umum untuk Radius dan Chamfer
Ukuran Nominal (mm)
>0,5-3
>3-6
>6-30
>30-120
>120-315
>315-1000
Teliti, Sedang
±0,2
±0,5
±1
±2
±4
±8
Penyimpangan yang Diizinkan
Kasar
±0,5
±1
±2
±4
±8
±16
Tabel Toleransi Umum untuk Sudut
Panjang Sisi Terpendek (mm)
s.d. 10
>10-50
>50-120
>120-400
Dalam Derajat dan Menit
± 10’
±30’
± 20’
±10’
Penyimpangan yang Diizinkan
Dalam mm tiap 100 mm
±1,8
±0,9
± 0,6
± 0,3
Untuk menyederhanakan penampilan gambar, toleransi umum disajikan
Dalam hal ini ±10 -0,1 adalah ukuran dasar dengan toleransi khusus (biasanya bagian tersebut nantinya berpasangan), penyimpangan izinnya harus dicantumkan langsung setelah ukuran dasar (gambar). Ukuran dalam tanda kurung tidak terkena aturan toleransi, harganya dipengaruhi oleh ukuran sesungguhnya yaitu penjumlahan dari 7,8…..8,2 dan 29,8…..30,2 seperti uraian berikut ini. Jika didapat ukuran minimum, akan dihasilkan 7,8+29,8=37,6 mm sedangkan jika didapat ukuran maksimum akan dihasilkan 8,2+30,2 = 38,4 mm. Kedua ukuran tersebut tidak memenuhi harga toleransi umum untuk 38 mm dengan kualitas sedang.
3) Toleransi ISO
Toleransi ISO (International Organization for Standardization) yang menggunakan huruf dan angka toleransi dengan mengikuti ketentuan sebagai berikut a) Suhu ruang pengukuran diseragamkan yaitu 200C b) Terdapat dua klasifikasi, yaitu :
1. Golongan lubang, antara lain lebar alur pasak, lebar alur slot, lubang untuk pena
2. Golongan poros, antara lain poros, pasak slot.
Kedudukan daerah toleransi terhadap garis nol dilambangkan dengan huruf. Huruf kapital untuk golongan lubang dan huruf kecil untuk golongan poros. Adapun huruf I, L, O, Q dan W beserta huruf kecilnya tidak digunakan. Hal ini untuk menghindari kekeliruan dengan angka ukur. Daerah H dijadikan sebagai patokan untuk perancangan bagian yang berpasangan (suaian/fits) karena penyimpangan bawahnya berimpit dengan garis nol. Adapun daerah h, penyimpangan atasnya yang berimpit dengan garis nol. Kedudukan daerah toleransi lainnya seperti kedudukan abjad terhadap huruf H.
Gambar 1.4 Daerah Toleransi
Kualitas toleransi dibagi menjadi 18 tingkatan yaitu dari IT 01, IT 00, IT 1, IT 2, ………………., IT 16 (IT=International Tolerances), pada penyajiannya dilambangkan dengan angka, misalnya 10H7, 12g6. Untuk memudahkan pengertian, pada ukuran dasar yang sama dengan kualitas berbeda maka harga penyimpangan izinnya akan berbeda pula.
Contoh :
Dalam hal ini 10H7 harga penyimpangannya +15 mikrometer dan 0 atau +0.015 mm dan 0, sedangkan 10H6 harga penyimpangannya +0,009 mm dan 0. Jadi, harga toleransi 10H6 lebih kecil.
Toleransi untuk Bagian yang Berpasangan (Suaian/Fits)
Dua bagian benda dari golongan lubang dan poros yang mempunyai ukuran dasar sama dipasangkan, misalnya poros dan bantalan gelinding (ball bearing), disebut suaian (fits), terdapat tiga jenis suaian :
• Suaian longgar (clearance fits), setelah dipasang selalu ada celah (clearance) karena lubang lebih besar dari poros.
• Suaian paksa (sesak/interference fits), harus dipasang dengan cara paksa (dipres) karena poros lebih besar dari lubang (terdapat kesesakan).
• Suaian transisi (tidak tentu/transition fits), kemungkinan terjadi suaian longgar atau suaian paksa, tergantung dari ukuran sesungguhnya, setelah benda kerja dibuat.
Sistem Suaian
Terdapat dua sistem suaian yaitu sistem basis lubang, paling banyak digunakan dan sistem basis poros.
Suaian Sistem Basis Lubang
Pada sistem ini, daerah H dijadikan patokan dengan dasar bahwa penyimpangan bawahnya sama dengan nol, daerah toleransi poros diatur menurut suaian yang direncanakan.
Suaian Sistem Basis Lubang
Suaian
Kedudukan Daerah Toleransi Lubang
Kedudukan Daerah Toleransi Poros
Longgar
a – g
Transisi
h – n
Paksa
H
p – z
Suaian Sistem Basis Poros
Suaian sistem poros menggunakan daerah h sebagai patokan, mengingat penyimpangan atasnya sama dengan nol, daerah toleransi lubang diatur menurut suaian yang direncanakan.
Suaian Sistem Basis Poros
Suaian
Kedudukan Daerah Toleransi Poros
Kedudukan Daerah Toleransi Lubang
Longgar
A – G
Transisi
H – N
Paksa
h
P – Z
Kedua sistem suaian dapat digunakan. Sistem basis lubang lebih banyak digunakan karena pengerjaan lubang lebih sulit dari pada pengerjaan poros juga alat ukur untuk mengukur lubang lebih mahal dari alat ukur untuk mengukur poros. Tabel berikut memperlihatkan sistem suaian basis lubang dan basis poros yang bermanfaat karena sering digunakan.
Tabel Suaian yang Sering Dibuat Basis Lubang
Suaian
Kedudukan daerah lubang
Kedudukan daerah poros
Running fit
f7
Close running fit
g6
Sliding fit
h6
Close sliding fit
H7
js6
Wringing fit
k6
Force fit
m6
Light press fit
p6
Press fit
s6
Basis Poros
Suaian
Kedudukan Daerah Poros
Kedudukan Daerah Lubang
Running fit
E8
Sliding fit
h6
H9
Wringing fit
K6
Press fit
P9
Penyajian Toleransi
Penyajian toleransi pada gambar kerja harus mengikuti aturan yang akan diuraikan pada paparan berikut ini. Penyajian menurut ISO dicontohkan pada gambar berikut ini. Penyajian dimulai dari ukuran dasar (20), daerah toleransi (f) dan kualitas toleransi (7). Jika harga penyimpangannya perlu dicantumkan maka dapat dicantumkan dalam tanda kurung.
Penyajian toleransi dengan angka dimulai dengan ukuran dasar, diikuti harga penyimpangannya. Penyimpangan atas dicantumkan di atas dan
penyimpangan bawah dicantumkan di bawahnya (penentuan penyimpangan atas atau penyimpangan bawah ditentukan dari harga matematisnya), tanpa tanda kurung. Jika salah satu penyimpangannya nol, maka ditulis 0 tanpa tanda tambah (+) atau tanda kurang (–) (lihat gambar).
Penyajian toleransi simetris dengan harga penyimpangan yang sama (dengan tanda yang berbeda), penulisannya sekali saja dengan didahului tanda ±(artinya penyimpangan atas +0,2 dan penyimpangan bawah –0,2).
Gambar 1.12 Penulisan Toleransi Simetri
Penyajian toleransi dapat juga dengan cara menuliskan ukuran maksimum izin dan ukuran minimum izin. Ukuran maksimum ditulis di atas ukuran minimum.
Penulisan toleransi yang dibatasi oleh satu batas dinyatakan dengan kata min atau maks di belakang ukuran dasarnya.
Satuan dari penyimpangan harus ditulis sama dengan satuan ukuran dasar dengan jumlah desimal yang sama, kecuali salah satu penyimpangannya nol.
Tabel berikut merupakan sebagian kecil saja dari tabel toleransi standar ISO. Untuk menggunakannya dilihat dari ukuran dasar kemudian bergeser ke kanan dan lihat ke atas sampai pada huruf dan angka toleransi yang diinginkan. Satuan pada tabel adalah m, jika gambar kerja menggunakan satuan mm maka harga dari tabel harus dibagi 1000.
Berikut disampaikan contoh pemakaian suaian basis lubang pada mesin, pemilihan suaian disesuaikan dengan fungsinya
Pada diagram berikut diperlihatkan hubungan antara ongkos produksi dengan toleransi, semakin kecil toleransi semakin mahal ongkos produksi.
Rangkuman 1) Fungsi toleransi ialah agar benda kerja dapat diproduksi secara massal pada tempat yang berbeda, tetapi tetap mampu memenuhi fungsinya, antara lain, fungsi mampu tukar untuk bagian yang berpasangan. 2) Toleransi umum mewakili ukuran yang tidak dicantumkan langsung harga penyimpangannya. 3) Menurut ISO toleransi ditunjukkan dengan huruf untuk kedudukan daerah toleransi dan angka untuk kualitas toleransi, golongan lubang ditunjukkan dengan huruf kapital dan poros dengan huruf kecil. Huruf I,L,O,Q dan W beserta huruf kecilnya tidak digunakan. 4) Terdapat suaian basis lubang dan basis poros, sehubungan dengan sulitnya pengerjaan pada suaian sistem basis poros. Jika tidak, terpaksa dianjurkan untuk menggunakan suaian sistem basis lubang.
Tabel toleransi
Toleransi Geometri (Bentuk dan Posisi)
Selain toleransi linier, kadang-kadang diperlukan untuk mencantumkan toleransi geometri (bentuk dan posisi), untuk membuat komponen yang mampu tukar seperti komponen mesin otomotif, sehingga komponen tersebut dapat dibuat pada tempat yang berbeda dengan peralatan yang berbeda pula. Toleransi geometri hanya dicantumkan apabila benar-benar diperlukan setelah melalui pertimbangan yang matang.
Pengertian :
Toleransi bentuk adalah penyimpangan bentuk benda kerja yang diizinkan apabila dibandingkan dengan bentuk yang dianggap ideal, diperlihatkan oleh gambar berikut ini.
Toleransi posisi adalah penyimpangan posisi yang diizinkan terhadap posisi yang digunakan sebagai patokan (datum feature).
Pada contoh di atas, alas dari balok digunakan sebagai patokan sedangkan
sisi tegak merupakan bidang yang ditoleransi.
Penyajian pada Gambar Kerja
Lambang untuk menunjukkan suatu patokan digambarkan dengan segi tiga sama kaki yang dihitamkan, disambung dengan garis tipis yang berakhir pada kotak, di dalam kotak terdapat huruf patokan yang dibuat dengan huruf kapital. Huruf-huruf yang menyerupai angka harus dihindarkan, misalnya huruf O.
untuk patokan Gambar berikut ini menunjukkan bahwa bidang sebagai patokan, cara penggambarannya ialah segi tiga patokan tidak segaris dengan garis ukur.
Untuk menunjukkan bahwa garis tengah (sumbu) sebagai patokan maka cara menggambarnya ialah dengan mencantumkan segi tiga patokan segaris dengan garis ukur, seperti diperlihatkan oleh gambar berikut ini.
Segi tiga patokan dicantumkan pada garis tengah dari beberapa lubang untuk menunjukkan bahwa garis tengah tersebut sebagai patokan, diperlihatkan oleh gambar berikut ini.
Gambar 3.7 Secara teoritis Ukuran Harus Tepat
Angka dalam kotak menunjukkan bahwa secara teoritis ukuran harus tepat. Penerapan dari angka dalam kotak diperlihatkan oleh gambar berikut ini, pengertiannya ialah secara praktik Penitik (Senter) boleh bergeser asal jangan lebih dari 0,02 mm, untuk mudahnya ukuran 10 akan berada antara 9,99 mm10,01 mm dan ukuran 11 akan berada antara 10,99 mm-11,01 mm.
Bagian yang Ditoleransi
Perbedaan antara bagian yang ditoleransi dengan patokan terletak pada ujung garis penunjuknya, bagian yang ditoleransi ditunjukkan dengan anak panah, berakhir pada hal-hal berikut.
1. Garis benda atau perpanjangannya apabila yang ditoleransi adalah bidang.
2. Garis ukur apabila yang ditoleransi adalah sumbu.
3. Garis sumbu apabila yang ditoleransi adalah sumbu dari beberapa lubang/bagian (seperti pada patokan).
Contoh Penggunaan
Pada gambar berikut ini kedua garis penunjuk diakhiri dengan anak panah, hal ini menunjukkan bahwa operator diberi keleluasaan untuk menentukan bidang patokan dan bidang yang ditoleransi (memilih salah satu).
Untuk kasus seperti gambar berikut, sebagai patokan adalah bidang yang ditempeli oleh segi tiga patokan (sebelah kiri).
Gambar di bawah merupakan contoh gambar yang dilengkapi dengan toleransi geometri.
Tabel Lambang Toleransi Geometri
Rangkuman 1) Fungsi dari toleransi geometri ialah agar benda kerja mempunyai fungsi mampu tukar terutama untuk komponen yang diperjualbelikan seperti komponen otomotif, pemakaiannya hanya jika benar-benar diperlukan. 2) Toleransi bentuk adalah penyimpangan bentuk benda kerja yang diizinkan apabila dibandingkan dengan bentuk yang dianggap ideal. 3) Toleransi posisi adalah penyimpangan posisi yang diizinkan terhadap posisi yang digunakan sebagai patokan (datum feature), sebagai contoh jika kita dikatakan berdiri secara tegak lurus terhadap lantai maka lantai yang dianggap sebagai patokan. 4) Lambang untuk patokan merupakan segi tiga yang dihitamkan dan diberi keterangan huruf patokan dalam kotak. 5) Lambang untuk yang ditoleransi mempunyai ujung anak panah yang diakhiri kotak-kotak berisi keterangan. 6) Penyajian toleransi geometri pada gambar kerja telah dibuat aturannya oleh ISO.
MENGGAMBAR POTONGAN BENDA KERJA
By:
TEKNIK
On: 17.53
MENGGAMBAR POTONGAN
BENDA KERJA
1. POTONGAN
Untuk menggambarkan bagian-bagian benda yang berongga di dalamnya diperlukan garis gores, yang menyatakan bagian-bagian benda yang tersembunyi. Akan tetapi, jika hal ini dilakukan akan dihasilkan gambar yang rumit dan sulit dimengerti.
Pada Gambar 1 (a) memperlihatkan sebuah benda dengan bagian yang tidak kelihatan. Bagian ini dapat dinyatakan dengan garis gores. Jika benda ini dipotong, maka bentuk dalamnya akan lebih jelas lagi. Gambar 1 (b) memperlihatkan cara memotongnya, dan Gambar 1 (c) sisa bagian benda setelah bagian yang menupupi disingkirkan. gambar sisa ini diproyeksikan ke bi dang potong, dan hasilnya disebut potongan (Gambar 1 (d)). Gambar diselesaikan dengan garis tebal.
Dari uraian Gambar 1 diatas dapat dinyatakan bahwa fungsi gambar potongan adalah untuk menggambar benda yang berongga dalam menggambar teknik.
Gambar 1: Penjelasan mengenai potongan
2. PENYAJIAN POTONGAN
2.1 Penyajian Potongan
Pada umum bidang potong dibuat melalui sumbu dasar (Gambar 10.1), dan potongannya disebut potongan utama. Jika perlu, maka bidang potong dapat dibuat di luar sumbu dasar. Dalam hal ini potongannya harus diberi tanda, dan arah penglihatannya dinyatakan dengan anak panah, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.
Peraturan-peraturan umum yang berlaku untuk gambar-gambar proyeksi, berlaku juga untuk gambar potongan.
Gambar 2: Potongan tidak melalui garis sumbu dasar
2.2 Letak potongan dan garis potong
Jika letak bidang potong sudah tampak jelas pada gambar, tidak diperlukan penjelasan lebih lanjut (Gambar 3). Jika letak bidang potong tidak jelas, atau ada beberapa bidang potong, maka bidang potongnya harus diterangkan dalam
gambar. Pada gambar proyeksi bidang potong dinyatakan oleh sebuah garis potong, yang digambar dengan garis sumbu dan pada ujung-ujungnya dipertebal, dan pada tempat-tempat di mana garis potongnya berubah arah. Pada ujung-ujung garis potong diberi tanda dengan huruf besar, dan diberi anak panah yag menunjukkan arah penglihatan (Gambar 4).
Gambar 3: Potongan melalui garis sumbu dasar
Gambar 4: Potongan dengan garis bidang potong
2.3 CARA-CARA MEMBUAT POTONGAN
Selanjutnya akan diuraikan mengenai cara-cara membuat potongan. Cara-cara membuat potongan pada benda adalah:
1. Potongan dalam satu bidang
􀂗 Jika bidang potong melalui garis sumbu dasar, pada umumnya garis potongannya dan tanda-tandanya tidak perlu dijelaskan pada gambar.
􀂗 Jika diperlukan potongan yang tidak melalui sumbu dasar, letak bidang potongnya harus dijelaskan pada garis potongnya.
2. Potongan oleh lebih dari satu bidang
􀂗 Potongan Meloncat. Untuk menyederhanakan gambar dan penghematan waktu, potongan-potongan dalam beberapa bidang sejajar dapat disatukan. Pada Gambar 10.5 diperlihatkan sebuah benda yang dipotong menurut garis potong A-A.
􀂗 Potongan oleh dua bidang berpotongan. Bagian-bagian simetris dapat digambar pada dua bidang potong yang saling berpotongan. Satu bidng potong merupakan potongan utama, sedangkan bidang yang lain menyudut dengan bindang pertama. Proyeksi pada bidang terakhir ini, setelah diselesaikan menurut aturan-aturan yang berlaku, diputar sehingga berhimpit pada bidang proyeksi pertama. Gambar 5 menunjukkan bagaimana caranya membuat gambar potongan demikian.
􀂗 Potongan pada bidang berdampingan. Potongan pada pipa (Gambar 5) dapat dibuat dengan bidang-bidang yang berdampingan melalui garis sumbunya.
􀂗 Potongan setempat dan potongan penuh. Gambar potongan setempat digunakan untuk menggambar benda kerja yang dipergunakan dari bagian kecil dari benda yang tersembunyi. Untuk mendapatkan gambar yang tersembunyi dapat juga
dilakukan dengan penggambaran penuh, seperti terlihat pada Gambar 5 (a), (b), dan (c). Pada Gambar 6 diperlihatkan gambar potongan setempat yang dilakukan pada bagian-bagian yang tidak boleh dipotong.
Gambar 10.5: Potongan meloncat, Potongan dengan dua bidang menyudut, Potongan dengan bidang-bidang berdampingan
Gambar 6: Potongan setempat dan potongan penuh
3. Potongan separuh
Bagian-bagian simetris dapat digambar setengahnya sebagai gambar potongan dan setengahnya lagi sebagai pandangan (7). Dalam gambar ini garis-garis yang tersembunyi tidak perlu digambar dengan garis gores lagi, karena sudah jelas potongannya.
Gambar 7: Potongan setengah
4. Potongan yang Diputar di tempat atau dipindahkan
Benda-benda tertentu seperti ruji-ruji roda, tuas,pelek, rusu penguat atau kati dapat digambar dengan pandangan setempat. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar-gambar seperti tersebut diatas, untuk bagian-bagian tertentu dapat digambar potongan setempat. Atau setelah gambar potongannya diputar, maka gambar tersebut dapat dipindahkan ke tempat lain. Contoh kasus tersebut dapat dilihat pada Gambar 8a.
Perbedaan antara Gambar 8b dan 8c adalah pada gambar yang pertama digambar dengan garis tipis, sedangkan untuk gambar yang kedua digambar dengan garis tebal biasa.
Gambar 8: Potongan diputar ditempat, Potongan diputar dan dipindahkan
2.4 BAGIAN BENDA ATAU BENDA YANG TIDAK BOLEH DIPOTONG
Bagian-bagian benda seperti rusuk penguat tidak boleh dipotong dalam arah memanjang. Begitu pula benda-benda seperti baut, paku keling, pasak, poros dsb tidak boleh dipotong dalam arah memanjang. Gambar 9 memperlihatkan sebuah benda yang dipotong, tetapi terdapat beberapa bagian benda, yaitu sirip, poros, pasak, baut dsb. yang tidak boleh dipotong.
Gambar 9: Bagian-bagian yang tak dapat diperlihatkan dengan potongan
Memberi Ukuran pada Gambar Kerja Dasar-Dasar Pemberian Ukuran
By:
TEKNIK
On: 17.51
MEMBERI UKURAN PADA GAMBAR KERJA
DASAR-DASAR PEMBERIAN UKURAN
Membaca gambar adalah salah satu kemampuan yang harus dimiliki seorang teknisi, oleh karena itu dalam menyajikan gambar, kita perlu memperhatikan aturan-aturan yang berlaku dalam menggambar, diantaranya ialah memberikan ukuran yang benar dan mudah dimengerti.
1. Prinsip Dalam Memberikan Ukuran.
Untuk memberikan penjelasan yang lengkap pada suatu gambar kerja, maka semua keterangan yang diperlukan harus dicantumkan terhadap gambar kerja tersebut. Ukuran dan simbol tanda pengerjakan sebagai kelengkapan gambar harus diberikan secara lengkap, masuk akal, sederhana dan mudah. Ukuran yang kurang lengkap atau meragukan akan menghambat proses produksi karena pelaksanaan dilapangan harus mempertanyakan kembali kepada perencana sehingga proses produksi menjadi lama dan tidak efisien.
Oleh karena itu ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan dalam memberikan ukuran terhadap gambar kerja yaitu sebagai berikut.
• Harus dipikirkan bagaimana benda tersebut akan dibuat dan ukuran mana saja yang perlu diberikan.
• Pemberian ukuran tidak boleh terlalu sedikit atau berlebihan tetapi harus merata pada semua pandangan proyeksi.
• Pemberian ukuran harus masuk akal, efektif dan efisien untuk menghindari kesalahan pada tingkat pelaksanaan dilapangan.
• Pada benda-benda tuangan perlu juga dipikirkan ukuran-ukuran modelnya.
2. Macam-macam Pemberian Ukuran.
Dalam pemberian ukuran gambar kerja yang perlu diperhatikan adalah : garis-garis penunjukan ukuran, garis bantu ukuran, angka ukuran dan simbol-simbol dalam penunjukan ukuran.
Ketentuan untuk tanda panah:
Pada prinsipnya cara pemberian ukuran ada tiga macam yaitu :
1. Penunjukan ukuran berantai atau seri. Cara ini biasanya untuk benda kerja yang tidak memerlukan ketelitian yang tinggi, berarti toleransinya besar. Ukuran berantai yaitu masing-masing ukuran berfungsi.
.
Sering juga pengganti ukuran berantai dipakai ukuran ordinat
2. Penunjukan ukuran Paralel atau Bertingkat. Ukuran paralel yaitu ukuran-ukuran yang seluruhnya diambil dari sebuah basis. Cara ini biasanya untuk memberikan ukuran pada bendabenda yang teliti toleransi ukuran dapat dicantumkan pada pemberian ukuran, dimulai dari daerah basis ukuran.
3. Penunjukan Ukuran Gabungan Seri dan Paralel. Cara ini banyak dipakai karena memberikan tampilan gambar yang lebih baik, lebih efektif dan efisien.
Gambar 4: Ukuran Gabungan Seri dan Paralel
Rangkuman :
Pada prinsipnya cara pemberian ukuran ada tiga macam yaitu :
• Penunjukan ukuran berantai atau seri: yaitu pemberian ukuran dimana masing-masing ukuran berfungsi.
• Penunjukan ukuran Paralel atau Bertingkat, yaitu ukuran-ukuran yang seluruhnya diambil dari sebuah basis.
• Penunjukan Ukuran Gabungan Seri dan Paralel. Cara ini banyak dipakai karena memberikan tampilan gambar yang lebih baik, lebih efektif dan efisien.
Tugas 1:
Untuk mempelajari modul ini peserta didik diharuskan antara lain:
• Baca uraian materi pada kegiatan belajar 1 dengan seksama yang terdapat pada modul ini.
• Salinlah gambar-gambar berikut ini, kemudian lengkapilah dengan ukuran-ukurannya. Skala gambar: 1 : 1
• Laporkan hasil kerja saudara kepada guru / tutor.
Tes Formatif 1:
Salinlah gambar-gambar berikut ini, kemudian lengkapilah dengan ukuran-ukurannya. Skala gambar : 1 : 1 Ukuran diambil pada gambar soal, dengan satuan mm.Berilah ukuran-ukuran gambar dibawah ini !
Uraian Materi 2:
Dalam memberikan ukuran pada gambar kerja sangat banyak ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan, karena bentuk atau bagian benda itu juga sangat beragam. Misalnya; silinder, bola, segi empat, radius, tirus, dan lain-lain.
Agar lebih mudah dimengerti dan dipahami maka akan disajikan
contoh-contoh sekaligus dalam menerapkan ketentuan-ketentuan dalam
memberikan ukuran pada gambar kerja.
1. Garis penunjukan ukurandan garis bantu ukuran adalah garis tipis, garis sumbu, garis tebal, garis putus-putus tidak boleh dijadikan garis penunjukan ukuran.Tanda panah dan penem patan angka-angka ukuran yang baik adalah seperti pada contoh dipasal / bab sebelumnya.
Gambar 2.1a: Pemberian ukuran
Gambar 2.1b: Pemberiaan ukuran
2. Garis ukuran sedapat mungkin dibuat diluar gambar benda, agar tidak kelihatan ruwet. Tetapi tidak boleh memberikan kesan terlalu jauh dari bagian yang diberi ukuran.
3. Garis penunjukan sedapat mungkin tidak saling potong memotong tetapi menyebabkan terlalu jauh dari bagian yang diberi ukuran dan memberi kesan kurang jelas.
• Angka ukuran dengan ukuran 3 mm, ditaruh garis penunjukan ukuran ± 0,5 – 0,8 mm, kira-kira ditengah-tengah.
• Garis bantu ukuran dibuat melebihi garis penunjukan ukuran kurang lebih 1 mm.
Gambar 2.4: Garis bantu ukuran dilebihkan 1 mm
• Pemberian ukuran harus dibuat merata pad semua proyeksi, tetapi harus dihindari pemberian ukuran dua kali dari bagian ukuran yang sama.
• Pemberian ukuran sedapat mungkin pada garis benda/garis nyata hindari pemberian ukuran pada garis yang tidak kelihatan (strip).
Pada X salah, untuk itu lebih baik pada pandangan depan dilakukan pemotongan terlebih dahulu.
Gambar 2.5a: Garis ukuran baik
Pada gambar 2.5a ukuran-ukuran banyak terdapat pada pandangan kiri. Kalau kita perhatikan benda ini, bandar dan tekuk bawah berfungsi. Oleh sebab itu, ukuran-ukuran tersebutmutlak diperlukan.
Gambar 2.5b: Garis ukuran baik
Pada gambar 2.5b tekuk pada pandangan muka tidak berfungsi, sedangkan tekuk yang tampak pada pandangan kiri (gambar sebelah kanan) berfungsi.
Gambar 2.5c: Garis ukuran konis
Pada gambar 2.5c bandar dan dinding bandar sebelah kiri pada pandangan muka berfungsi dan ditentukan dari sisi vertikal kanan. Konis berfungsi diukur dari dasar. Sebaiknya terutama ukuran-ukuran kalau memungkinkan diletakkan pada pandangan muka. Ukuran-ukuran yang terdapat pada pandangan yang lain, bersifat pembantu ukuran-ukuran yang terdapat pada pandangan muka.
Pada gambar kemiringan berfungsi dari dasar. Pada gambar 2.5d kemiringan berfungsi diukur dari ukuran sisi atas, begitu juga pada gambar 2.5d.
Gambar 2.5d: Garis ukuran baik dan benar
Pada gambar 2.5e ini ukuran 6 mm yang terdapat pada pandangan kiri tidak terdapat, sebab ukuran 6 mm adalah menunjukkan ketebalan. Oleh sebab itulaah maka ukuran 6 mm diletakkan pada pandangan atas.
Untuk menunjukkan ukuran tali busur, panjang busur dan sudut adalah sebagai berikut. (lihat gambar 2.6).
Angka ukuran pada daerah yang diarsir harus diberikan ruang kosong dengan menghindarinya dari garis arsir.
Gambar 2.7:
Garis ukuran pada gambar yang diarsir
Dalam memberikan ukuran sebaiknya antara bagian luar dan bagian dalam dari suatu benda dipisahkan.
Cara pemberian ukuran untuk ujung yang dimiringkan 450 atau 300 adalah sebagai berikut.
Penunjukan ukuran pada ulir dalam dan ulir luar adalah sebagai berikut.
Gb 2.11. Garis Ukur yang baik dan jelas
Dalam memberikan ukuran untuk kemiringan dan ketirusan dari suatu benda adalah sebagai berikut.
Gambar 2.12:Ukuran ketirusan
Gambar 2.13:Ketirusan adalah tg sudut kemiringan
Agar ukuran menjadi jelas, dapat dilakukan seperti gambar contoh, kemiringan berlawanan arah dengan garis arsir.
.Jarak antara garis penunjukan ukuran paralel ± 10 mm untuk memberi kesan yang baik tidak terlalu ruwet dan tidak terlalu jauh. Ukuran utama suatu benda (gambar kerja) harus diberikan untuk menentukan besarnya bahan.
Untuk lengkungan dengan jari-jari besar dapat digambar seperti contoh. Kemudian untuk menunjukan benda yang dibulatkan ujungnya adalah sebagai berikut.
Gambar 2.16: Menunjukkan benda yang dibulatkan ujungnya
Pemberian ukuran pada alur pasak adalah sebagai berikut.
Penunjukan ukuran untuk bagian-bagian yang kecil/sempit panah dapat dibuat saling berhadapan, atau kalau tdak menghindari dapat diganti tanda titik.
Untuk pemberian ukuran pada gambar susunan dapat dilakukan sebagai berikut.
21.Pemberian ukuran untuk benda bulat (bola) dan lingkaran dengan simbol ø.
Untuk pemberian ukuran dengan simbol diameter (ø) dan jarak lubang lingkaran sebagai berikut.
Keterangan: Bila dalam mengukur ukuran pertama ada kekurangan atau kelebihan dan bila hal ini berlaku pula dalam pengukuran selanjutnya, maka kesalahan akan mengganda.
Dalam beberapa hal tertentu untuk simbol segi empat (bujur sangkar) atau bidang segi empat maka diberi simbol sebagai berikut.
Rangkuman 2:
Agar lebih mudah dimengerti dan dipahami maka memberikan ukuran pada gambar kerja adalah sebagai berikut:
1. Garis penunjukan ukuran dan garis bantu ukuran adalah garis tipis, garis sumbu, garis tebal, garis putus-putus tidak boleh dijadikan garis penunjuk an ukuran.
2. Garis ukuran sedapat mungkin dibuat diluar gambar benda, agar tidak kelihatan ruwet. Tetapi tidak boleh memberikan kesan terlalu jauh dari bagian yang diberi ukuran.
• Angka ukuran dengan ukuran 3 mm, ditaruh garis penunjukan ukuran ± 0,5 – 0,8 mm, kira-kira ditengah-tengah.
• Garis bantu ukuran dibuat melebihi garis penunjukan ukuran kurang lebih 1 mm.
• Pemberian ukuran harus dibuat merata pad semua proyeksi, tetapi harus dihindari pemberian ukuran dua kali dari bagian ukuran yang sama.
• Pemberian ukuran sedapat mungkin pada garis benda/garis nyata hindari pemberian ukuran pada garis yang tidak kelihatan (strip).
• Untuk menunjukkan ukuran tali busur, panjang busur dan sudut adalah sebagai berikut. (lihat gambar 2.6).
• Agar ukuran menjadi jelas, dapat dilakukan seperti gambar contoh, kemiringan berlawanan arah dengan garis arsir.
• Jarak antara garis penunjukan ukuran paralel ± 10 mm untuk memberi kesan yang baik tidak terlalu ruwet dan tidak terlalu jauh.
• Ukuran utama suatu benda (gambar kerja) harus diberikan untuk menentukan besarnya bahan.
• Untuk lengkungan dengan jari-jari besar dapat digambar seperti contoh.
• Kemudian untuk menunjukan benda yang dibulatkan ujungnya adalah sebagai berikut.
• Pemberian ukuran pada alur pasak adalah sebagai berikut.
• Penunjukan ukuran untuk bagian-bagian yang kecil/sempit panah dapat dibuat saling berhadapan, atau kalau tdak menghindari dapat diganti tanda titik.
• Untuk pemberian ukuran pada gambar susunan dapat dilakukan sebagai berikut.
• Pemberian ukuran untuk benda bulat (bola) dan lingkaran dengan simbol ø. untuk pemberian ukuran dengan simbol diameter (ø) dan jarak lubang lingkaran sebagai berikut. Dalam beberapa hal tertentu untuk simbol segi empat (bujur sangkar) diberi simbol sebagai berikut
Tugas 2:
Untuk mempelajari modul ini peserta didik diharuskan antara lain:
• Baca uraian materi pada kegiatan belajar 1 dengan seksama yang terdapat pada modul ini.
• Salinlah gambar-gambar berikut ini, kemudian lengkapilah dengan ukuran-ukurannya. Skala gambar: 1 : 1
Tes Formatif 2:
Salinlah gambar-gambar berikut ini, kemudian lengkapilah dengan ukuran-ukurannya ! Proyeksi gambar : Proyeksi Amerika.Skala gambar : 2 : 1
• Buatlah gambar: Pandangan depan, pandangan samping dan atas. Dan lengkapilah dengan ukuran gambar disamping
Aturan-Aturan Dasar Untuk Memberi Ukuran
By:
TEKNIK
On: 17.49
ATURAN-ATURAN DASAR UNTUK MEMBERI UKURAN
Memberi ukuran besaran-besaran geometrik dari bagian benda harus menentukan secara jelas tujuannya. Untuk itu semua bagian di dalam gambar harus dijelaskan sedetail mungkin agar gambar tersebut bila dibaca orang lain dapat dengan mudah dimengerti maksudnya. Menempatkan ukuran suatu objek dapat dilaksanakan pada masing-masing bagian disertai penunjukan ukuran antara garis sumbu dengan garis sumbu.
9.1 GARIS UKUR DAN GARIS BANTU
Untuk menentukan ukuran sebuah dimensi linier, ditarik garis-garis bantu melalui batas gambar pandangan benda, dan garis ukurnya ditarik tegak lurus; ada pengecualiannya, pada garis bantu (Gambar 9.1). Sebuah garis ukur, dengan mata panahnya, menunjukkan besarnya ukuran dari suatu permukaan atau garis sejajar dengan garis ukur. Garis bantu dan garis ukur ditarik dengan garis tipis.
Garis bantu ditarik sedikit melebihi, kira-kira 2 mm, garis ukur.
Dibeberapa negara seperti Amerika, garis bantu tidak langsung berhubungan dengan garis gambar, tetapi dengan jarak sedikit, untuk membedakan garis gambar dengan garis bantu.
45
Gambar 9.1: Garis ukur dan garis bantu
9.2 TINGGI DAN ARAH ANGKA UKUR
Angka ukur atau huruf-huruf harus digambar dengan jelas pada gambar aslinya maupun pada salinan gambar yang diperkecil. Oleh karena itu angka-angka dan huruf-huruf harus digambar sebesar mungkin.
Angka-angka dan huruf-huruf harus diletakkan di tengah-tengah dan sedikit di atas garis ukur.
Hampir seluruh ukuran dari gambar yang diperlukan merupakan ukuran horizontal atau vertikal. Ukuran yang pertama harus dapat dibaca dari bawah gambar, sedangkan ukuran yang kedua harus dapat dibaca dari sebelah kanan gambar, seperti pada Gambar 9.3. Ini berarti bahwa angka ukur horizontal harus terletak di atas garis ukur, dan ukuran vertikal harus terletak sebelah kiri garis ukur. Angka dan garis ukur mempunyai jarak sedikit.
Angka-angka ukur yang tidak horizontal maupun vertikal, harus ditulis sesuai dengan garis ukurnya, seperti tampak pada Gambar 9.3. Sedapatnya ukuran-ukuran jangan diletakkan di daerah yang diarsir pada gambar 9.3, yaitu daerah antara sudut 300
Ukuran sudut ditulis seperti pada Gambar 9.4 (a) atau (b). (hal 92) Disini garis ukurannya berupa garis lengkung. Azas dasar yang
46
harus dipertahankan di sini adalah bahwa garis ukur harus merupakan garis tulis. Jadi angka selalu harus di atas garis ukur, kecuali pada Gambar 9.5 (b).
Gambar 9.2: Ukuran-ukuran normal
Gambar 9.3: Memberi ukuran pada garis ukur miring
47
Gambar 9.4: Ukuran sudut
9.3 UJUNG DAN PANGKAL GARIS UKUR
Ujung dan pangkal dari garis ukur harus menunjukkan di mana garis ukur mulai dan berhenti. Ada tiga cara untuk menunjukkan ini, yaitu dengan anak panah tertutup, garis miring dan titik (Gambar 9.6). Cara dengan garis miring seperti pada Gambar 9.6 (b) banyak dipergunakan dalam bidang sipil dan arsitektur. Dalam bidang permesinan cara ini tidak dipergunakan, bentuk anak panah ditentukan oleh perbandingan panjang dan tebal sebagai 2 : 1, dan harus dihitamkan.
Tanda titik dipakai bilamana tidak cukup tempat untuk menempatkan anah panah. Ini pada umumnya terdapat pada ukuran berantai, atau pangkal ukuran beruntun (Gambar 9.6 (c)).
48
Gambar 9.6: Ujung dan pangkal
9.4 UKURAN DAN TOLERANSINYA
Angka ukuran yang menunjukkan ukuran benda pada umumnya tidak dapat dipenuhi dengan tepat. Batas-batas ketidak tepatan ini harus dinyatakan dalam gambar juga. Cara-caranya diperlihatkan pada Gambar 9.7.
(a) Ukuran dengan toleransinya, yang ditentukan dalam ISO 2769 “Penyimpanan ukuran yang diizinkan pada pengerjaan dengan mesin tanpa penentuan toleransinya” (Gambar 9.7 (a)).
49
(b) Ukuran dengan ketentuan toleransi linier (Gambar 9.7 (a))
(c) Ukuran dengan lambang toleransi, yang menentukan toleransi, sesuai dengan ISO/R296 ‘ Sistim ISO tentang batas dan suaian: Bagian I Umum, toleransi dan penyimpangan” (Gambar 9.7 (c)).
Ukuran teoritis tepat tanpa toleransi linier, yang ditentukan oleh ISO 1101/I “Toleransi bentuk dan posisi: Bagian I Umum, Penunjukan dalam gambar” (Gambar 9.7 (d)). Dalam hal ini toleransi posisi harus diterapkan pada posisi yang sebenarnya, yamg telah ditentukan oleh ukuran ini.
(d) Ukuran yang biasanya tanpa toleransi; dipakai hanya sebagai bahan informasi (Gambar 9.7 (e)). Ini disebut dimensi referensi dan tidak menentukan operasi produksi atau pemeriksaan.
Gambar 9.7: Macam-macam jenis ukuran dan toleransinya
Rabu, 11 November 2015
Pemilihan Lokasi Strategis
By:
TEKNIK
On: 21.21
PEMILIHAN
LOKASI STRATEGIS
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEPUTUSAN LOKASI
Memilih lokasi fasilitas
menjadi semakin rumit dengan adanya globalisasi tempat kerja. Globalisasi
terjadi karena perkembangan (1) ekonomi pasar dan juga: (2) komunikasi internasional
yang lebih baik; (3) perjalanan (udara, laut, darat) dan pengangkutan barang
yang tebih cepat serta lebih dapat diandalkan; (4) semakin mudahnya arus kas
antar negara dan (5) perbedaan biaya tenaga kerja yang tinggi. Banyak
perusahaan yang kini mempertimbangkan akan membuka kantor, pabrik, toko, atau
bank baru di luar negara sendiri. Keputusan lokasi sudah melewati batas negara.
Perusahaan memutuskan negara
mana yang dipilih menjadi lokasi terbaik, selanjutnya perusahaan tersebut
memfokuskan pada satu wilayah dari negara itu beserta komunitasnya. Tahap akhir
dalam proses keputusan lokasi adalah memilih lokasi spesifik dalam suatu
komunitas. Perusahaan harus memilih satu lokasi yang paling cocok untuk
pengangkutan dan penerimaan, penetapan zona, peralatan, ukuran, dan biaya.
Selain globalisasi, masih ada
sejumlah faktor lain mempengaruhi keputusan lokasi. Di antaranya, produktivitas
tenaga kerja, valuta asing, dan perubahan sikap terhadap industri, serikat
kerja, kedekatan dengan pasar, pemasok dan pesaing.
Produktivitas
Tenaga Kerja
Perbedaan produktivitas timbul
di berbagai negara. Yang benar-benar menarik manajemen adalah perpaduan antara
produktivitas dan tingkat upah. Sebagai Contoh Lihat tabel berikut:
Perusahaan Konveksi
Negara
|
Biaya Tenaga Kerja per hari
|
Produksi per hari
|
Keterangan
|
|||
Hongkong
|
$ 70
|
60 unit
|
|
|||
Amerika
|
$ 25
|
20 unit
|
Dalam beberapa hal lebih murah
untuk membuat pakaian di Korea, Taiwan atau Hongkong dan mengangkutnya ke
Amerika daripada memproduksi pakaian tersebut di Amerika. Tetapi biaya akhir
merupakan faktor penting dan produktifitas yang rendah dapat mengurangi
keuntungan dari biaya yang rendah.
Karyawan yang kurang terlatih,
berpendidikan rendah, atau dengan kebiasan bekerja yang buruk bukan merupakan
hal yang baik bagi perusahaan, walaupun upah tenaga kerjanya rendah. Demikian
pula, karyawan yang tidak dapat atau sering mangkir di tempat kerjanya tidak
akan menjadi keputusan yang baik, walaupun upahnya rendah. biaya tenaga kerja
per unit terkadang disebut kandungan tenaga kerja dari produk.
Kurs Valuta Asing
Walaupun tingkat suku bunga
dan produktivitas mungkin membuat berbagai negara terlihat ekonomis, tingkat
kurs valuta asing yang tidak diinginkan dapat menghilangkan penghematan yang
telah terjadi. Meskipun demikian, kadangkala perusahaan dapat mengambil
keuntungan dari tingkat kurs tertentu yang dianggap baik dengan merelokasi atau
mengekspor ke negara asing. Namun, nilai dari mata uang asing di berbagai
negara terus-menerus berfluktuasi.
Biaya (Cost)
Biaya lokasi yang dapat dibagi
ke dalam dua kategori, yaitu biaya yang terlihat dan biaya yang tidak terlihat. Biaya
terlihat adalah biaya-biaya yang langsung dapat diidentifikasi dan
secara tepat ditentukan jumlahnya. Biaya-biaya ini mencakup biaya tenaga kerja,
biaya utiliti, bahan baku, pajak, penyusutan, dan biaya-biaya lain yang dapat
diidentifikasi aleh manajemen dan bagian akuntansi. Selain itu, biaya-biaya
seperti transportasi bahan baku, transportasi barang jadi, dan pembangunan
pabrik merupakan unsur-unsur biaya lokasi keseluruhan.
Biaya tidak
terlihat adalah biaya-biaya yang tidak mudah ditentukan angkanya.
Biaya-biaya ini mencakup kualitas pendidikan, fasilitas angkutan umum, sikap
masyarakat terhadap industri dan terhadap perusahaan itu sendiri, mutu dan
sikap karyawan yang akan dipekerjakan. Termasuk juga, mutu variabel hidup,
seperti iklim dan kelompokkelompok olahraga, yang mungkin mempengaruhi proses
rekrutmen yang dilakukan oleh bagian personalia.
Sikap
Sikap dari pemerintah pusat,
daerah, dan lokal terhadap kepemilikan oleh swasta, penetapan zona, dan polusi
serta stabilitas karyawan mungkin akan terus berubah. Sikap pemerintah pada
saat keputusan lokasi dibuat mungkin tidak bertahan lama. Terlebih lagi,
manajemen mungkin akan menemukan bahwa sikap-sikap demikian ini dapat
dipengaruhi oleh kepemimpinan.
Kedekatan dengan
pasar, Pemasok dan Pesaing (Clustering)
Bagi banyak perusahaan sangat
penting untuk menetapkan lokasi yang dekat dengan konsumen. Khususnya untuk
perusahaan jasa seperti toko obat, restoran, kantor pos atau pangkas rambut,
kedekatan dengan pesar adalah faktor penetapan lokasi yang utama. Sedangkan perusahaan
manufaktur merasa kedekatan lokasi dengan konsumen sangat berguna jika
pengiriman produk akhir membutuhkan biaya yang besar.
Perusahaan-perusahaan
berlokasi dekat dengan pemasok bahan baku mereka karena beberapa alasan :
1.
Bahannya bersifat tak tahan lama
2.
Biaya transportasi tinggi
3.
Ukuran yang sangat besar dari bahan tersebut
Sehingga keputusan memilih
lokasi yang dekat dengan pemasok adalah sangat tepat. Perusahaan-perusahaan
juga suka untuk memilih lokasi yang dekat dengan pesaing. Kecenderungan ini
disebut Clustering dan sering terjadi manakala ditemukan
adanya sumber daya pada suatu negara, misalnya sumber daya alam, sumber daya
informasi, SD modal ventura dan SD talenta (keahlian).
METODE EVALUASI
ALTERNATIF LOKASI
Empat metode penting yang
digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah lokasi; metode
pemeringkatan-faktor, analisis titik-impas lokasi, metode pusat-gravitasi, dan
model transportasi. Pendekatan-pendekatan penentuan lokasi adalah:
Metode
Pemeringkatan Faktor
Sebenarnya ada banyak faktor,
kualitatif maupun kuantitatif, yang harus dipertim bangkan dalam memilih suatu
lokasi. Beberapa dari faktor-faktor ini lebih penting dari yang lain, sehingga
manajer dapat menggunakan penimbangan agar proses keputusan bisa lebih
objektif. Metode pemeringkatan faktor sering digunakan karena mencakup variasi
faktor yang sangat luas, mulai dari pendidikan, rekreasi sampai keahlian tenaga
kerja.
Metode pemeringkatan-faktor
mempunyai enam tahap:
a)
Mengembangkan daftar faktor-faktor terkait
b)
Menetapkan bobot pada setiap faktor untuk mencerminkan seberapa jauh faktor itu
penting bagi pencapaian tujuan perusahaan.
c)
Mengembangkan suatu skala untuk setiap faktor (misalnya, 1 sampai 10 atau 1
sampai 100 point).
d) Meminta
manajer menentukan skor setiap lokasi untuk setiap faktor, dengan menggunakan
skala yang telah dikembangkan pada tahap 3.
e)
Mengalikan skor itu dengan bobot dari setiap faktor, dan menentukan jumlah
total untuk setiap lokasi.
f)
Membuat rekomendasi yang didasarkan pada skor laba maksimal, dengan juga
mempertimbangkan hasil dari pendekatan kuantitatif.
Contoh: present by Sumadi
Analisis
Titik-Impas Lokasi
Analisis
titik-impas lokasi merupakan penggunaan analisis
biaya-volume produksi untuk analisis titik membuat suatu perbandingan ekonomis
terhadap alternatif-alternatif lokasi. Dengan mengidentifikasi biaya variabel
dan biaya tetap serta membuat grafik kedua biaya ini untuk setiap lokasi, kita
dapat menentukan alternatif mana yang biayanya paling rendah. Analisis
titik-impas lokasi dapat dilakukan secara matematik atau secara grafik.
Pendekatan grafiknya mempunyai keuntungan dengan memberikan kisaran jumlah
setiap lokasi dapat dipilih.
Tiga tahap dalam analisis
titik-impas adalah:
a)
Tentukan biaya tetap dan biaya variabel untuk setiap lokasi.
b)
Plot biaya untuk setiap lokasi, dengan biaya pada garis vertikal dan volume
produksi tahunan pada garis horisontal di grafik itu.
c)
Pilih lokasi yang biaya totalnya paling rendah, untuk setiap volume produksi
yang diinginkan.
Metode Pusat
Grafitasi
Metode
pusat-gravitasi merupakan teknik matematika
dalam menemukan lokasi pusat distribusi yang akan meminimisasi biaya
distribusi. Dalam menemukan lokasi yang terbaik untuk menjadi pusat distribusi,
metode ini memperhitungkan lokasi pasar, volume barang yang dikirim ke pasar
itu, dan biaya pengangkutan.
Karena volume kendaraan
kontainer yang dipindahkan setiap bulannya mempengaruhi biaya, jarak bukan
menjadi satu-satunya kriteria utama. Metode pusat gravitasi mengasumsikan bahwa
biaya secara langsung bersifat proporsional dengan jarak dan banyaknya barang
yang diangkut. Lokasi yang ideal adalah lokasi yang membuat jarak tertimbang
antara gudang dan outlet pengecernya menjadi minimal, jarak ini diberi
bobotsesuai dengan banyaknya kontainer yang diangkut.
Contoh: dari Barry
Render dan Jay Heizer, (2005)
Model Transportasi
Tujuan dari model transportasi
adalah untuk menentukan pola pengangkutan yang terbaik dari beberapa titik penawaran
(pasokan/sumber) ke beberapa titik permintaan (tujuan) agar dapat meminimalkan
produksi total dan biaya transportasi. Setiap perusahaan dengan jaringan titik
penawaran-permintaan menghadapi masalah seperti ini. Satu ilustrasi tentang hal
ini adalah jaringan pasokan/penawaran Volkswagen yang kompleks.
STRATEGI LOKASI
PELAYANAN JASA
Sementara fokus analisis
lokasi sektor industri adalah merninimalkan biaya, fokus analisis lokasi sektor
jasa adalah memaksimalkan pendapatan. Biaya manufaktur cenderung bervariasi
secara substansial antara lokasi satu dengan yang lainnya, namun tidak demikian
di perusahaan-perusahaan jasa, suatu lokasi yang spesifik sering menimbulkan
dampak yang lebih besar pada pendapatan, daripada biaya. Oleh karena itu, untuk
perusahaan jasa, lokasi yang spesifik sering kali mempengaruhi pendapatan dari
pada biaya. Hal ini berarti bahwa fokus lokasi pada perusahaan jasa haruslah
pada penentuan volume bisnis dan pendapatan.
Delapan komponen besar volume
dan pendapatan perusahaan jasa, yaitu :
a)
Daya beli pada area lokasi konsumen yang diseleksi
b)
Kecocokan pelayanan jasa dan citra dengan demografi wilayah kosumen
c)
Persaingan di wilayah tersebut
d)
Mutu persaingannya
e)
Keunikan lokasi perusahaan dan lokasi pesaing
f)
Mutu fisik fasilitas perusahaan yang berdekatan letaknya
g)
Kebijakan operasi perusahaan
h)
Mutu dari manajemen
Teknik yang digunakan pada
sektor jasa mencakup analisis korelasi, pertimbangan lalu lintas, analisis
demografi, analisis daya beli, metode pemeringkatan-faktor, dan metode
pusat-gravitasi, dan sistem informasi geografi.
Bagaimana Rantai
Usaha Perhotelan Menyeleksi Lokasi.
Salah satu keputusan yang
paling penting dalam rantai usaha penginapan adalah menentukan lokasi. Rantai
usaha hotel yang memilih lokasi yang tepat secara lebih akurat dan lebih cepat
dibanding pesaingnya memiliki keuntungan strategis yang menonjol. La Quinta
Motor Inns, bermarkas di San Antonio, Texas, adalah rantai usaha dengan harga
sedang yang terdiri dari 150 penginapan. La Quinta berorientasi pada
orang-orang yang menginan karena perjalan dinas. Untuk membuat model dari
perilaku penyeleksian dan prediksi keberhasilan stratu lokasi, La Quinta
beralih ke analisis regresi statistic.
Hotel itu memulai dengan
pengujian 35 variabel independen, untuk mencari yang mana dari variabel itu
memiliki korelasi terbesar dengan profitabilitas yang diprediksi, dan mana yang
menjadi variabel dependennya. Variabel independen yang “kompetitif” mencakup
kamar hotel pada tingkat harga sewa rata-rata dan daerah sekitarnya. Yang
menjadi variabel “penggerak permintaannya” adalah daya tarik lokal seperti
gedung perkantoran dan rumah sakit yang menarik konsumen potensial dalam
wilayah perdagangan sampai radius 4 mil. Variabel “demografi”, seperti populasi
daerah itu dan tingkat pengangguran dapat juga mempengaruhi keberhasilan sebuah
hotel.
Faktor-faktor daya tarik pasar
(market awareness), seperti jumlah hotel dalam wilayah tersebut
merupakan kategori keempat. Terakhir, “karakteristik fisik” dari lokasi itu,
seperti kemudahan akses atau kejelasan tanda-tanda lalu lintas terlihat,
merupakan variabel independen terakhir dari 35 variabel independen yang ada.
Pada akhirnya, model regresi
yang dipilih, dengan koefisien determinasi (r²): 51% mencakup hanya 4 dari
variabel prediksi. Keempat variabel itu adalah: harga hotel, median tingkat
pendapatan, populasi negara bagian tempat hotel itu berada, dan lokasi
perguruan tinggi yang dekat (yang merupakan wakil dari faktor penggerak permintaan
lainnya). La Quita lalu menggunakan model regresi untuk memprediksi
profitabilitas dan mengembangkan pemotongan-pemotongan yang memberikan hasil
yang paling baik dalam memprediksi keberhasilan ataupun kegagalan suatu lokasi.
Sebuah spreadsheet kini digunakan untuk mengirnplementasikan
model ini, yang menerapkan aturan keputusan dan memberi saran “bangun hotel”
atau “jangan membangun hotel.
Industri Pemasaran
Lewat Telepon
Aktivitas-aktivitas industri
dan kantor yang tidak membutuhkan baik kontak langsung dengan konsumen maupun
perpindahan bahan baku, secara substansial memperluas pilihan lokasi. Kasus
dalam hal ini adalah industri telemarketing (pemasaran lewat telepon), di mana
variabel-variabel yang telah dibahas sebelumnya tidak lagi relevan. Bila
perpindahan informasi secara elektronik baik, maka keputusan lokasi diarahkan
oleh biaya dan ketersediaan tenaga kerja. Misalnya, Fidelity Investments
baru-baru ini merelokasi banyak karyawannya dari Boston ke Covington, Kentucky.
Kini karyawan yang sedikit memakan biaya di wilayah Covington tersambungkan
dengan sambungan telepon yang tidak mahal, kepada para kolega mereka di kantor
Boston dengan dengan biaya kurang dari $0,05 per menit. Berarti, lebih rendah
dari pengeluaran Fedelity untuk sambungan telepon lokalnya.
Perubahan kriteria lokasi
mungkin juga mempengaruhi sejumlah bisnis lainnya. Misalnya, negara bagian
dengan beban pajak yang lebih kecil dan pemilik properti di pinggiran kota dan
wilayah perkotaan yang indah pasti akan unggul. Demikian pula penyedia layanan e-mail (seperti
MC1), pembuat perangkat lunak telecommuting(perjalanan bolak-balik
lewat telepon), seperti IBM/Lotus; perusahaan-perusahaan penyedia fasilitas
konferensi dengan video, pembuat peralatan kantor elektronik.
KESIMPULAN
Pemilihan Lokasi sangat
mempengaruhi biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabel. Lokasi mempunyai
pengaruh besar pada laba keseluruhan perusahaan. Keputusan strategis sering
tergantung jenis bisnisnya. Untuk keputusan lokasi industri, strategi yang ditempuh
biasanya adalah meminimisasi biaya, sedangkan pada bisnis eceran dan pelayanan
jasa profesional, strategi yang digunakan terfokus pada maksimisasi pendapatan.
SARAN
Secara umum tujuan strategi
lokasi adalah memaksimalkan keuntungan dari lokasi yang dipilih. Maka hendaknya
perusahaan mempertimbangkan faktor-faktor baik yang bersifat kualitatif maupun
kuantitatif dalam pemilihan lokasi.
refferensi:
Barry Render dan Jay Heizer,
(2005) Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
La Hatani, SE, MM.,(2008),
Bahan Ajar Manajemen Operasional, Universitas Haluoleo
Langganan:
Postingan (Atom)